MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
OLEH :
Kelompok 5
·
Jumaidi
·
Fitriani lestari
·
Muh.yani
·
Deka
·
Nurfitriana
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ilmu
alamiah dasar. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen yaitu “Zainal Abidin” yang telah membimbing saya agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
Karya ilmiah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ASAL USUL TATA SURYA”, yang saya sajikan
berdasarkan materi yang kami dapatkan. Makalah ini di susun oleh kelompok
V dengan berbagai rintangan. baik itu yang datang dari diri saya maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga karya ilmiah saya dapat
bermanfaat buat rekan-rekan sekalian, khususnya pada diri saya sendiri dan
semua yang membaca karya tulis saya ini, Dan Mudah -mudahan Juga
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun Karya Ilmiah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya.
Terima kasih.
Makassar,09,2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori dalam ilmu pengetahuan
berarti modern atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau
fenomena sosial tertentu.ada beberapa teori tata surya yang di kemukakan oleh
parah ahli diantaranya :teori
tidal/pasang surut,teori bintang kembar,dan teori nebular.
Teori
tidal / Pasang surut,pada umumnya air pada bagian ujung pantai yang
berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada suatu ketinggian yang tetap,
tetapi mereka selalu bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus pasang.
Permukaan air laut perlahan-lahan naik sampai pada ketinggian maksimum,
peristiwa tersebut dinamakan pasang tinggi (high water), setelah itu
turun sampai pada suatu ketinggian minimum yang disebut pasang rendah (low
water). Dari sini permukaan air akan mulai bergerak naik lagi. Perbedaan
ketinggian antara pasang tinggi dan pasang rendah dikenal sebagai tinggi pasang
(tidal range). Sifat khas dari naik turunnya permukaan air terjadi dua
kali setiap hari, sehingga terdapat dua periode pasang tinggi dan dua periode
pasang rendah.
Teori bintang kembar ini mirip dengan teori planatesimal. Menurut
teori ini, pada mulanya terdapat dua bintang yang kembar. Kemudian salah satu bintang
meledak, sehingga serpihan-serpihannya menjadi planet yang bergerak mengitari
bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak ini tidak lain adalah
matahari kita.
Teori Kabut atau
disebut juga Teori Nebula. Teori Nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel
Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant
(1724-1804) pada tahun 1775.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam
karya tulis yang timbul adalah sebagai berikut :
a. Jelaskan proses
terjadinya pasang surut air laut ( teori tidal )?
b. Jelaskan
proses terjadinya bintang kembar menurut para ahli?
c. Jelaskan
proses terbentuknya tata surya dalam teori Nebular?
C. Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini :
1.
Untuk
mengetahui terjadinya pasang surut air laut ( teori tidal ).
- Untuk mengetahui terjadinya bintang kembar
- Untuk mengetahui proses terbentulnya tata surya
dalam teori nebular.
BAB II
ASAL USUL TATA SURYA
Banyak
ahli telah mengemukakan teori - teori tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya
:
A.
Teori tidal/pasang surut
James H.Jeans dan Harold Jeffres (1991 : Hal berapa) menurut teori ini “ratusan juta tahun yang lalu
sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang,pada saat
itu sebagian matahari tertarik dan lepas dari bagian matahari yang lepas inilah
kemudian terbentuk planet – planet”.Saat matahari itu masih berada dalam
keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya
sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan
ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa
dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa
matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan
gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi
benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan
penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di
jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang
berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan
mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat
pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih
cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi
matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu
ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan
penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang
baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet,
sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi
planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini
pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk
planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas. Teori itu juga menjelaskan, mengapa
planet-planet di bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus
memiliki ukuran besar, sedangkan pada bagian ujungnya seperti Merkurius dan
Venus di dekat matahari dan Pluto di ujung lainnya mempunyai ukuran lebih
kecil.Sebagai contoh
teori pasang surut, lihatlah gambar berikut ini :Gambar tersebut merupakan Proses terjadinya pasang surut akibat
pengaruh pergerakan bulan mengelilingi bumi.
Selain
keadaan di atas pada Gambar 2.2, (mana yang dimaksud gambar 2.2. tolong
diberikan simbolnya) jika dianggap bulan
berada pada deklinasi 20º utara dan keterlambatan waktu antara tinggi air pada
saat bulan mencapai zenit diabaikan, perhitungan hanya pada bumi bagian utara,
ketika air tertinggi, saat itu akan terjadi pada titik X dan Y, air terendah
akan terjadi di titik A dan A´. Dengan demikian, titik-titik yang berada pada
garis sejajar latitud 20º utara berturut-turut C air pasang maksimum, D air
surut dan E air pasang tetapi pada waktu ini air tidak lagi setinggi permukaan
air di titik C. Sedangkan pada titik A dan A´ yang berada pada latitud 90º air
paling rendah. Pada titik D mengambil masa yang lebih panjang untuk surut
dibandingkan sewaktu air naik, hal ini karena titik D lebih dekat dengan titik
E. Di Khatulistiwa, pasang surut harian harian
ganda adalah tetap, pada titik I adalah air pasang dan pada J meridian 90º
adalah air surut. Pada titik K, dengan meridian 180º jauh daripada titik I,
ialah pasang sekali lagi dan ketinggian adalah hampir sama seperti di titik I.
Jangkauan untuk pasang surut ini tidak sebesar jangkauan sewaktu bulan berada
pada deklinasi 0º. Pasang surut harian akan selalu lewat kebelakang karena
pasang surut menghasilkan gaya akibat pergeseran dan inersial bagi air.
B.
Teori Bintang Kembar
Teori Bintang
Kembar ini mendasarkan bahwa pada permulaan terbentuknya alam semesta terdapat
dua bintang yang saling berdekatan. Akibat dari gaya tarik menarik kedua
bintang tersebut, salah satunya meledak berkeping-keping menjadi
serpihan-serpihan yang lebih kecil. Serpihan-serpihan tersebut kemudian
terpengaruh oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak dan beredar dalam
orbit bintang tersebut.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan bernama Fred Hoyle sekitar tahun
1956.
Teori ini masih
mengandung unsur kelemahan setelah ditemukannya dua bintang identik yang
berumur kurang lebih 1 juta tahun. Bintang kembar ini ditemukan oleh para ahli
pada Nebula Orion yang berjarak 1500 tahun cahaya dari bumi. Namun kedua
bintang tersebut mempunyai perbedaan dalam hal kecerlangan, suhu permukaan dan
ukuran keduanya.
Teori ini diberi nama teori bintang kembar
karna Moh.Ma'mur Tanudidjaja Lyttleton” beranggapan bahwa tata surya ( matahari dan
planet ) terbentuk dari dua buah bintang, yang kemudian salah satunya hancur
dan membentuk planet dan yang lainnya menjadi bintang ( matahari ) adapun alasan
dari pendapat ini karna setelah penelitian terhadap tata surya lain ternyata
ada tata surya yang memiliki bintang kembar, oleh karna itulah Lyttleton
beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang
kembar. Pada awalnya di tata surnya kita ada dua buah bintang kembar yaitu
matahari dan kembarannya.
(gambar matahari dan
kembarannya).
Entah karma sebab apa kemudian lama kelamaan
kembaran dari matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hingga pada
suatu ketika kemudian kembaran dari maahari tersebut benar – bena meledak
menjadi serpihan – serpihan kecil dan debu – debu.
2.
Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya grafitasi
matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu – debu yang terbentuk
nberkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet dan serpihan - serpihan
batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan planet dalam dan luar.
Oleh para astronom, salah satu dari si kembar ini diperkirakan lahir lebih
dahulu daripada yang lain. Masalahnya, sejak dahulu para ahli astrofisika telah
mengasumsikan jika pembentukan bintang ganda terjadi secara simultan. Dengan
demikian, penemuan ini jadi uji coba baru atas teori model pembentukan bintang,
sehingga bisa diuji lagi, apakah dengan model yang sudah ada bisa terbentuk
sistem bintang ganda dari dua buah bintang yang lahir di saat yang berbeda.Panah
menunjukan lokasi kedua bintang kembar yang ditemukan di nebula Orion. Kredit
Gambar : NASA JPL/ HST, inset : David James,Kedua bintang kembar ini ditemukan
pada Nebula Orion, yang berjarak 1500 tahun cahaya dari Bumi. Bintang yang baru
berumur 1 juta tahun itu masih merupakan bayi bintang, mengingat masa hidupnya
akan mencapai usia 50 milyar tahun. Jika dibandingkan dengan umur manusia,
bintang ini baru merupakan bayi berusia satu hari.Menurut Keivan Stassun, dari
Vanderbilt University, “Bintang kembar identik ini merupakan bintang ganda
gerhana yang masih sangat muda. Bintang ganda gerhana lainnya yang masih sangat
muda adalah batuan Rosetta yang menceritakan sejarah hidup bintang yang baru terbentuk.”
Keivan dan Robert D. Mathieu dari University of Wisconsin-Madison yang
mengepalai proyek tersebut.Bintang ganda gerhana merupakan pasangan bintang
yang berevolusi mengelilingi sumbunya pada sudut kanan ke arah Bumi. Orientasi
ini membuat para astronom dapat menentukan laju orbit kedua bintang saat
mengelilingi satu sama lain, bahkan saat keduanya tak dapat dipisahkan sebagai
bintang tunggal. Laju orbit tersebut ditentukan dengan mengukur perubahan
periodisitas kecerlangan yang dihasilkan saat bintang yang satu lewat di depan
bintang lainnya. Ini dikenal dengan istilah menggerhanai bintang lainnya.
Dengan informasi tersebut, para astronom dapat menentukan massa kedua bintang
menggunakan hukum gerak Newton.Dalam penemuan bintang kembar identik ini, perhitungan
menunjukan massa keduanya hampir identik, yakni 41% dari massa Matahari. Nah,
menurut teori yang ada saat ini, massa dan komposisi adalah dua faktor utama
yang menentukan karakteristik fisik sebuah bintang dan juga yang mendikte
seluruh siklus hidup si bintang. Kedua bintang yang ditemukan ini terbentuk
dari kondensasi awan gas dan debu yang sama, sehingga tentunya mereka juga
memiliki komposisi yang sama. Dan dengan massa dan komposisi yang sama,
tentunya keduanya akan memiliki persamaan dalam segala hal. Ternyata, kenyataan
berkata lain. Para astronom terkejut saat mengetahui bintang kembar yang mereka
temukan memiliki perbedaan signifikan dalam kecerlangan, temperatur permukaan
dan juga ukuran.Pengukuran awal pada gerhana kedua bintang ini dilakukan dengan
menyaring hasil pengamatan beberapa ribu bintang selama 15 tahun yang dilakukan
dengan teleskop di Kitt Peak National Observatory , Arizona dan teleskop SMARTS
di Cerro Tololo Inter-American Observatory, Chile. Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak
lagi, dilakukan pengukuran tambahan menggunakan Hobby Eberly Telescope
di Texas.Dari hasil pengukuran selisih banyaknya cahaya yang meredup saat
terjadi gerhana, diperkirakan salah satu bintang memiliki kecerlangan dua kali
lebih terang dari yang lainnya. Hasil kalkulasi yang dilakukan juga menunjukan
jika bintang yang lebih terang memiliki temperatur permukaan sekitar 300
derajat lebih tinggi dari kembarannya. Analisis tambahan yang dilakukan pada
spektrum cahaya menunjukkan, salah satu bintang memiliki ukuran 10% lebih besar
dari bintang pasangannya. Namun untuk memastikannya, dibutuhkan pengamatan
tambahan.Lantas, bagaimana menjelaskan adanya bintang kembar identik yang
memiliki perbedaan seperti itu? Kembar memang tak selamanya sama semuanya.
Untuk kasus bintang kembar ini, diperkirakan perbedaan yang terlihat di antara
keduanya timbul karena perbedaan waktu kelahiran di antara keduanya. Menurut
Stassun, “Diperkirakan, salah satu bintangnya terbentuk 500.000 tahun lebih
awal dari kembarannya.” Atau bisa dikatakan ekivalen dengan selang kelahiran
bayi kembar selama setengah hari.Penemuan ini tentunya akan membawa para
astronom untuk menguji kembali model pembentukan bintang yang sudah ada. Salah
satunya adalah dalam masalah penentuan massa dan umur ribuan bintang muda yang
usianya kurang dari beberapa juta tahun. Semua perhitungan yang ada saat ini
dilandasi teori jika bintang ganda muda terbentuk secara simultan.
C. Teori nebular
Teori
Nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734
dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775.
Teori serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis
de Laplace secara independen pada tahun 1796. Teori ini, yang lebih dikenal
dengan Teori Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya
masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang
disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang
dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu,
suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari
raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat
seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar.
Laplace berpendapat bahwa orbit
berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari
pembentukan mereka. Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3
(tiga ) tahap :
1.
Matahari dan
planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar
2.
Kabut tersebut
berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran
yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun
terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai
planet, bergerak mengelilingi matahari
3.
Materi-materi
tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
Teori ini berhasil
menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet mengelilingi matahari
hampir datar.
Ø Kelemahan teori kabut/Teori Nebula:
1.
James Clerk
Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-gelang
tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi
planet.
2.
F. R. Moulton
pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa yang memiliki
momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari. Teori kabut
menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum
sudut yang paling besar.
Ø Berbagai Modifikasi Teori Nebula
Astronom Jerman C. von
Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis nebulanya pada tahun 1940-an. Dia
berpendapat bahwa suatu lapisan materi bersifat gas pernah muncul dan keluar
sampai jauh sekali dari garis khatulistiwa matahari di jaman purba. Sebagian
besar lapisan ini terdiri dari unsur ringan hidrogen dan helium. Akhirnya,
tekanan panas dan radiasi matahari menghilangkan sebagian besar hidrogen dan
helium serta meninggalkan unsur-unsur yang lebih berat. Unsur-unsur yang lebih
berat itu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan konsentris yang
berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini menarik bahan-bahan lain yang
terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi planet
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat Jerman membuat suatu
hipotesis tentang terbentuknya tata surya. Menurut Kant, di jagat raya
terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama-kelamaan
bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk
matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet, satelit,
dan benda-benda langit lainnya. Seorang ilmuwan fisika Prancis bernama Pierre
Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama, pada waktu yang hampir
bersamaan. Menurut Laplace, tata surya yang berasal dari kabut panas yang
berputar sehingga membentuk gumpalan kabut, yang akhirnya bentuknya menjadi
bulat seperti bola besar. Akibat putarannya itu, bentuk bola itu memepat pada
kutubnya dan melebat pada bagian ekuatornya. Kemudian, sebagian massa gas pada
ekuatornya menjauh dari gumpalan intinya membentuk cincin-cincin yang
melingkari intinya. Dalam jangka waktu yang cukup lama cincin-cincin itu
berubah menjadi gumpalan padat, gumpalan kecil-kecil inilah yang membentuk
planet-planet dengan satelitnya dan benda langit lainnya, sedangkan inti
kabut itu tetap terbentuk gas pijar yang akhirnya disimpulkan sebagai matahari.
Persamaan kedua teori di atas terletak pada material asal pembentuk tata surya,
yaitu kabut (nebula), sehingga kedua teori itu disebut teori Nebula atauTeori
kabut, atau lebih dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.
Kabut
matahari dengan panas tinggi, memutar dengan cepat dan mendatar
Selama lebih
dari jutaan tahun di mana kabut matahari menipis, mempunyai panas tinggi,
memutar cepat, dan mendatar menjadi bentuk cakram. Sebagai hasil, nebula diubah
bentuknya dari luas, hamburan di beberapa arah, awan menjadi cakram yang
memutar sangat kecil dengan pusatnya panas.
Seperti kabut mengkerut di bawah pengaruh gaya gravitasi, ini menjadi
sangat panas. Sesuai dengan hukum energy konservasi, energy potensial gravitasi
pada partikel yang tertarik diubah bentuknya menjadi panas dan juga tertutup
bersama.
Juga,
seperti kabut mengkerut, kabut memutar sangat cepat dan cepat. Sebuah alas an
untuk ini dalah konservasi momentum anguler (sudut). Tiap benda berotasi,
seperti awan dari gas, roda sepeda, atau acrobat yang melakukan salto, menjaga
rotasi am[ai sebuah gaya membuat benda tersebut berhenti. Kita mengatakan bahwa
benda yang berotasi “Kelembaman Rotasi”. Semua benda yang berpindah mempunyai
kelembaman dari gerakan tau momentum linier. Hamper serupa, benda-benda yang
memutar mempunyai kelembaman dari rotasi atau momentum sudut. Teori nebula
adalah sesuatu yang penting untuk mengetahui momentum sudut ini adalah tetap.
Konservasi momentum sudut mengatakan bahwa momentum sudut adalah konstan
sehingga ketika sebuah benda memusatkan untu berputar, ini adalah memutar
paling cepat. Sebagai yang sering dikenal peluncur s yang menarik lengannya
menjadi sebuah putaran, menghasilkan tambahan putaran. Jadi, debu dan gas
sebuah awan yang berotasi pada mulanya dengan kecepatan rendah seperti
pengerutan, mencapai kecepatan rotasi.
Sesuatu
berbentuk bola memutar dengan cepat, dan yang terjadi adalah bola tersebut
mendatar. Apabila kita mengamati seorang koki membalikkan adonan pizza menjadi
sebuah cakram dengan memutar pada tangannya. Jupiter, dengan putaran paling
besar, dapat dilihat bagian ini adalah bentuk sebuah bola yang asli.
Ketika gas sebuah bola meningkat, ini adalah kecepatan putaran, mendatar sangat
jelas-mendatar tepat galaksi kita, yaitu Milky Way. Jadi gas sebuah bola pada
mulanya adalah menjadi pemutar cakram, pusatnya menjadi awal matahari.
Sebuah
formasi dari cakram yang memutar saat ini. Semua planet bergerak mengelilingi
matahari yang sama dekat bidangnya karena mereka terbentuk dari suatu kabut
cakram yang sama datarnya. Secara lengkap yang mana cakram telah memutar
menjadi rotasi matahari dan orbit planet-planet secara lengkap. Ini juga
memilih secara lengkap sebuah rotasi untuk planet-yang mana hamper rotasi
planet-planet adalah sama.
Sesuai dengan keterangan-keterangan kita dapat mengartikan saat ini,
seluruh alam diciptakan dalam Big Bang, sekitar 14 miliar tahun yang lalu.
Hydrogen dan helium juga terdapat elemen kimia ketika awal mula alam semesta.
Akhirnya, elemen besi yang paling berat telah dibentuk dengan reaksi fusi di
pusat bintang yang besar. Elemen yang paling berat yang mana besi diproduksi
dengan ledakan bintang besar-supernova. Banyak tumpahan muatan bintang yang
mati kembali ke dalam ruang angkasa. Jadi sepanjang elemen yang berat dengan
hydrogen dan helium yang dilepaskan ke dalam ruang angkasa dari bintang yang
mati dan dapat digunakan kembali ke dalam generasi bintang baru.
Pada proses pemanasan elemen berat (berarti semua elemen yang berat
daripada helium) dan mungkin menggunakan sejarah alam semesta seluruhnya.
Menariknya, hanya bagian asli dari hydrogen dan helium yang kecil diubah ke
dalam elemen yang paling berat. Ketika tata surya kita terbentuk sekitar 4,5
miliar tahun yang lalu, sekitar 2 5 (dari massa)murni hiidrogen dan helium
dalam galaksi yang dibentuk menjadi elemen yang paling berat. Komposisi dari
kabut matahari sekitar sama dengan komposisi dari galaksi ketika kabut matahari
terbentuk. Jadi kabut matahari adalah sekitar 98 % hydrogen dan helium. Dua
persen yang lain adalah elemen berat yang diproduksi dalam penggunaan dari
elemen pada generasi bintang baru. Matahari dan planet luar menjaga komposisi
sampai saat ini, walaupun planet terrestrial mengandng proposi elemen berat
yang paling tinggi.
Berikut adalah contoh gambar
teori nebula :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan karya ilmiah dia
atas,penulis dapat menarik beberapa kesimpulan :
1. Teori tidal dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918” yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari
dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas
2. Bintang kembar identik dengan bintang ganda gerhana
yang masih sangat muda
3. teori Nebula atauTeori kabut, lebih dikenal dengan
nama Teori Kant dan Laplace.
B. Saran
Berdasarkan pada
permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai asal usul tata surya,
maka dari itu penulis memberikan saran yaitu Untuk meningkatkan pengetahuan
tentang tata surya sebaiknya perbanyaklah membaca buku tentang ilmu alamiah
dasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ma'mur Tanudidjaja Moh,teori
bintang kembar, halaman 98.
Swedenborg Emanuel (1688-1772 )
Marquis Pierre de Laplace 1796
Kant
Immanuel (1749-1827),
Hoyle
Fred tahun ( 1956 )
Tolong
ditambahkan referensi bukunya, klau bisa sampe 5 referensi.. pinjam di
perpustakaan saja.. atau cari buku-buku fisika sma dan buku kimia sma.
Jadi catatan perbaikannya :
1.
Latar
belakang sesuaikan dengan rumusan masalah yang akan diangkat, misalnya anda
mengemukakan mengenai tata surya di latar belakang, maka rumusan masalah juga
harus tentang tata surya, bukan tentang
teori... Kalau permasalahan yang diangkat mengenai teori maka, usahakan dalam
latar belakang anda mengangkat masalah-masalah teori supaya terjadi kesesuaian
konsep dilatar belakang dengan di rumusan masalah.. Nantinya di pembahasan anda
mengemukakan mengenai jawaban yang ada dalam rumusan masalah yang anda angkat.