Selasa, 14 Januari 2014

MAKALAH TENTANG KELAHIRAN BUMI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bumi adalah planet ke tiga dari ke delapan planet dalam tata surya yang mempunyai suhu dan atmosfer yang sesuai dengan kehidupan mahluk hidup. Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar bumi membeku membentuk lapisan kerak bumi yang disebut litosfer. Selain pembekuan kerak bumi, pendinginan massa kerak bumi ini mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer bumi. Uap air yang berkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya di jatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanaya di bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan buka bumi membentuk bentang perairan laut dan samudra. Bumi merupakan materi yang cukup luas dan menarik untuk dijelaskan dan di pelajari secara lebih mendalam yang akan di bahas pada bab pembahasan.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini adapun rumusan masalah yang disususn yaitu
1.      Bagaimanakah  kelahiran bumi itu ?
2.      Bagaimana struktur bumi itu ?
3.      Bagaimana proses pembentukan benua dan samudra ?
1.3  Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat dalam penyusunan makalah ini yaitu
1.      Untuk mengetahui kelahiran bumi
2.      Untuk mengetahui struktur bumi
3.      Untuk mengetahui pembentukan benua dan samudra
4.      Untuk memperdalam materi tentang bumi
5.      Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Kelahiran Bumi
Bumi adalah salah satu planet dalam susunan tata surya galaksi Bima Sakti, dimana di planet bumi lah semua makhluk hidup tinggal dan berkembangbiak, termasuk juga manusia di dalamnya.
Ada berbagai teori yang menceritakan kelahiran Bumi, tapi kali ini peneliti[1] malah menemukan asteroid (Lutetia) yang diduga merupakan sisa-sisa kelahiran Bumi. Lutetia merupakan asteroid penghuni sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter. Hermann M. S. Goldschmidt menemukan dan memberi nama asteroid berdiameter 100 kilometer ini dengan Lutetia, serupa dengan nama latin kota Paris. Pengamatan baru terhadap asteroid tersebut mengindikasikan Lutetia adalah fragmen dari sisa-sisa materi pembentuk Bumi, Venus dan Merkurius. Para astronom telah mengolah data yang diperoleh dari pesawat luar angkasa tanpa awak Rosetta, teknologi teleskop terbaru European Southern Observatory, dan teleskop NASA, untuk menghasilkan spektrum asteroid Lutetia. Melalui pengamatan tersebut mereka menemukan bahwa sifat asteroid cocok dengan meteorit langka yang ditemukan di Bumi.Sekelompok astronom dari Prancis dan North American University telah melakukan penyelidikan mendetail terhadap Lutetia untuk menguraikan komposisinya.Spektrum Lutetia kemuidan diperbandingkan dengan meteorit-meteorit lain yang ditemukan di Bumi. Hanya meteorit jenis enstatite chondrites yang memiliki sifat serupa dengan Lutetia.Enstatite chondrites adalah materi yang berasal dari masa awal sistem tata surya. Diperkirakan ensatite chondrites itu terbentuk di dekat matahari dan merupakan bahan utama untuk membentuk planet-planet berbatu, misalnya Bumi, Venus, dan Mekurius. Ada kemungkinan Lutetia tidak berasal dari sabuk asteroid, namun berasal dari tempat yang lebih dekat ke matahari.Para astronomer telah memperkirakan bahwa kurang dari 2 persen benda angkasa yang berada di wilayah pembentukan Bumi, akan berakhir di sabuk asteroid. Sering kali terjadi, benda angkasa tersebut akan menghilang setelah umurnya mencapai beberapa juta tahun dan melebur ke dalam planet muda yang terbentuk. Hal berbeda terjadi pada Lutetia. Asteroid ini menjadi unik karena langkanya asteroid pembentuk planet yang masih tersisa. Banyak teori-teori yang mencoba menjawab mengenai persoalan tersebut. Banyak teori yang mengemukakan tentang lahirnya bumi, diantaranya adalah sebagai berikut: 
a. Teori Sedimen
Pengukuran usia bumi yang didasarkan pada tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi. Berdasarkan perhitungan ini, diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
b. Teori Kadar Garam
Pengukuran usia bumi berdasar pada perhitungan kadar garam di laut. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini yaitu kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
c. Teori Termal
Pengukuran usia bumi berdasar pada perhitungan suhu bumi. Dengan mengetahui masa dan suhu bumi saat ini, maka ahli fisika bangsa Inggris yang bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti saat ini dari batuan yang sangat panas pada permulaan memerlukan waktu 20.000 juta tahun.
d. Teori Radioktivitas
Pengukuran usia bumi yang dianggap paling benar adalah berdasar waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan ini diperlukan pengetahuan tentang waktu paroh unsur-unsur radioaktif. Waktu paroh adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk seluruh atau mengurai sehingga massanya tinggal separuh. Dengan mengetahui perbandingan kadar unsur radioaktif dengan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan dapat dihitung umur batuan tersebut.
Berdasarkan perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa usia bumi berkisar antara 5 sampai 7 ribu juta tahun.
Bumi berbentuk bola meskipun agak pepat pada kedua kutubnya. Kepepatan itu akibat gerak rotasi mengelilingi sumbunya. Oleh karena itu jarak pusat bumi terhadap khatulistiwa lebih panjang daripada terhadap kutubnya.
Bumi diselimuti oleh gas yang dsebut atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air yang disebut hidrosfer. Bagian bumi yang padat terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer dan bagian inti yang disebut centrosfer.
v  Lithosfer dan Centrosfer
Lithosfer ini tebalnya hanya kurang lebih 32 km (=32.000m),merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa benua-benua dan pulau-pulau sebagai tempat tinggal.
Dibawah lithosfer terdapat centrosfer yang dapat dibagi atas :
1.      Bagian paling dalam yang disebut inti dalam
2.      Bagian luar disebut inti luar
3.      Bagian mantel ; BM inti bumi = 10,7
v  Hidrosfer
Hidrosfer mempunyai pengaruh besar terhadap atmosfer, karena air yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya menimbulkan hujan, kembali ke laut lagi. Siklus itu menyebabkan air laut menjadi asin karena garam mineral yang mudah larut pada kerak bumi terbawa ke laut secara terus-menerus.
v  Atmosfer
Atmosfer merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi yang dalam kehidupan sehari-hari disebut udara.
Atmosfer terbagi atas tiga lapisan yaitu
a.        lapisan terbawah setebal 16 km disebut troposfer
b.      lapisan tengah di atas 16-80 km disebut stratosfer dan
c.        lapisan teratas di atas 80 km disebut ionosfer.
Ø  Rotasi bumi,
a.       selalu berputar mengelilingi matahari
b.      Jarak bumi dengan matahari 149 juta km
c.       Bumi mengadakan rotasi 24 jam
d.      Bumi mengadakan revolusi selama 365, 33 hari
Ø  Akibat rotasi bumi
a.       Gerak semu harian >seolah-olah matahari, bulan dan bintang terbit dari timur dan tenggelam di barat
b.      Pergantian siang dan malam, separuh bumi menerima sinar (siang) dan separuh tidak menerima sinar (malam)
c.       Penyerongan atau penyimpangan arah angin, membias ke kanan di belahan utara dan ke kiri di belahan selatan
d.      Penggelembungan di katulistiwa dan pemampatan dikutup
e.       Terbentuknya gaya centrifugal yang menyebabkan pemampatan
f.       Adanya air pasang dan air surut dalam sehari semalam
g.      Perbedaan waktu antara tempat yang berbeda derajat busurnya
Ø  Revolusi bumi
a.       Bumi mengelilingi matahari selama satu tahun,Ternyata sumbu bumi mengalami kemiringan sebesar 23, 5o terhadap bidang elipnya, akibanya:
pergantian empat musim disebelah utara garis balik utara (23,5 lu)
b.      perubahan lamanya siang dan malam
c.       terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan
2.2  Struktur Bumi
Sebagai planet yang memiliki kehidupan di dalamnya, bumi terdiri atas beberapa struktur yang memungkinkan untuk dijadikan tempat tinggal. Di antara macam-macam struktur bumi di antaranya adalah terdiri dari banyak jenis material seperti berbagai jenis batuan, tanah, serta air yang kesemuanya membentuk planet bumi yang sekarang ini kita diami.
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1.      Inti bumi dalam, atau sering disebut juga dengan istilah pusat bumi. Lapisan ini terdiri dari materi-materi logam dan nikel yang berbentuk bola dengan tekstur padat. Suhu di dalam lapisan ini mencapai 4800 derajat celcius dengan ketebalan 1.200 km.
2.      Inti bumi luar, pada lapisan inti bumi bagian luar materi-materinya terdiri dari nikel dan besi cair serta oksigen. Suhu pada lapisan ini mencapai 3900 derajat celcius dengan ketebalan 2.255 km.
3.      Mantel bumi, lapisan ini sering disebut juga dengan istilah selimut bumi. Terdiri atas materi-materi magma kental yang memiliki suhu sekitar 1.400-2.500 derajat celcius dengan ketebalan 2.900 km.
4.      Kerak Bumi, sering juga disebut dengan istilah lapisan litosfer. Lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 15-60 km. Kerak bumi sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu kerak samudera dan kerak benua.
Berdasarkan materi-materi penyusunnya, kerak bumi masih dikelompokkan menjadi beberapa lapisan yaitu:
v  Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk hidup berkembangbiak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai tanah humus.
v  Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang sedikit gersang dan terdiri atas air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut dengan nama lapisan tanah liat.
v  Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan lapisan batuan yang masih belum sempurna pembentukannya.
v  Lapisan batuan induk, pada lapisan ini terdapat bebatuan padat sebagai penyusunnya.
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.



2.3  Pembentukan Benua dan Samudra
Benua adalah daratan yang luas sehingga bagian tengah benua tersebut tidak mendapat pengaruh angin laut sama sekali. Dibumi ada 5 benua (panca benua) yang didiami manusia, yaitu Benua Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika. Sebetulnya masih ada satu benua lagi di belahan bumi selatan yang terwujud kawasan es yaitu benua Antartika. Akan tetapi benua itu tidak dapat ditempati manusia.
Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk benua afrika,  antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara.
Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.
Bumi terdiri dari beberapa lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere dan terdiri dari 30 lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras dan mantel bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan batu yang sangat panas di dalam lapisan mantel yang disebut asthenosphere. Pada saat lapisan-lapisan ini bergerak mereka juga membawa benua-benua dan lantai dasar samudera bergerak bersamanya.
Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak dengan tiga cara; pertama saling menjauh, kedua saling mendekat dan ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi bergerak saling menjauh di suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling mendekat di tempat yang lain.
Bila dua buah Lapisan saling bertubrukan maka salah satu lapisan akan terangkat dan membentuk pegunungan. Pegunungan Himalaya dengan puncak Gunung Everestnya mulai terbentuk 60 juta tahun yang lalu, ketika lapisan Bumi yang mengangkut India bertabrakan dengan lapisan Bumi yang  mengangkut Eurasia. 
Ketika bertabrakan salah satu lapisan mungkin tertekan ke bawah ke dalam mantel di bawah lapisan yang lain, membentuk sebuah jurang yang sangat dalam di dasar samudera. Panas di dalam perut Bumi mencairkan material-material dan mencari jalan keluar ke permukaan Bumi membentuk Gunung Berapi.
Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amenka Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
Interpretasi yang terbaru didasar kan pada distribusi berbagai pecahan yang disebut "terranes", yang memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk menentukan letak Jawa dan Bali dengan tepat pada peta Pangea hampir mustahil. Pertama, karena penanggalan terhadap batuan sangat sedikit. Kedua karena mungkin bentuk jawa tidak ada sebelum Kala Miosen, dan Bali barangkali baru muncul di atas permukaan laut kira-kira tiga juta tahun yang lalu.
Kira-kira 250 km ke arah selatan jawa dan Bali adalah Palung jawa yang sangat dalam. Di bagian selatan palung ini merupakan bagian dan suatu dangkalan yang dikenal sebagai Dangkalan Indo-Australia, yang terbentuk di bagian dalam samudera di sebelah selatan India dan Australia, dan membentuk pecahan antara Antartika dan Australia.
Pergerakan dangkalan ini ke arah utara terus berlangsung sampai sekarang dengan laju 6 cm/tahun. Pergerakan ini mendesak Dangkalan Sunda dimana Asia Tenggara berada, dan selama berjuta-juta tahun daya yang dihasilkan oleh gerakan ini melipat lapisan-lapisan sedimen tua membentuk deretan pegunungan.
Dangkalan Indo-Australia masuk ke bawah Dangkalan Sunda di sepanjang Palung Jawa, dan selip mendadak yang kadang-kadang terjadi akibat gesekan antara dua dangkalan ini menimbulkan gempa bumi, sedangkan panas yang dihasilkan dari gesekan dua dangkalan ini membentuk kantung-kantung batuan yang mencair di bawah tekanan tinggi. Kantung-kantung ini dapat bocor ke permukaan dan membentuk gunung berapi.
Walaupun batuan vulkanik cukup dominan, daerah sedimentasi juga cukup luas. Luas utama bagian utara dan selatan sedimen moderen yang berasal dari erosi gunung-gunung baru mengendap di atas sedimen tua yang terangkat ke atas karena gerakan yang dahsyat di bawah batuan yang meleleh. Namun tidak semua batuan sedimen merupakan hasil erosi, karena terdapat daerah batu kapur yang berasal dari suatu masa ketika organisme pembentuk terumbu karang tumbuh subur yang kemudian terangkat ke atas. Misalnya daerah perbukitan kapur di Padalarang Bandung. Seluruh dataran aluvial di bagian utara Jawa sudah terbentuk dalam waktu 8.000 tahun terakhir, yaitu ketika permukaan laut turun 5-6 m. Dataran ini terbentuk, sebagian karena kipas-kipas aluvial dari limpahan gunung berapi dan sebagian karena dataran pasca-Pliosen yang terangkat ke atas. Proses-proses ini terus berlang- sung sampai sekarang.
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, adapun kesimpulan yang dapat di tarik adalah sebagai berikut.
1.      Banyak teori yang mengemukakan tentang lahirnya bumi di antaranya adalah
·         Teori sedimen
·         Teori kadar garam
·         Teori termal
·         Teori radioktivitas
2.    Secara garis besar lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian yaitu inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi dan kerak bumi.
3.    Di bumi ada 5 benua yang didiami manusia yaitu benua Asia, Australia, Eropa, Afrika dan Amerika.

3.2  Saran
Saran kepada pembaca agar dapat lebih mengaitkn antara teori yang ada dengan fenomena yang terjadi sehingga dapat lebih memprdalam pengetahuan.


[1] Jadikan penulis, krn anda belum meneliti