Jangan lupa yah buka link diatas kemudian klik "SUBSCRIBE"
⇪⇪
PENGARUH MARKETING MIX (PRODUCT, PRICE, PLACE, PROMOTION)
TERHADAP PENINGKATAN HUNIAN KAMAR PADA HOTEL SINJAI DI KABUPATEN SINJAI
JUMAIDI
12.601.118
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah satu Syarat
Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERITAS INDONESIA TIMUR
MANAJEMEN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnyalah,
Sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Marketing
Mix (Product, Price, Place, Promotion) terhadap peningkatan hunian kamar pada
Hotel Sinjai di Kabupaten Sinjai” ini merupakan tugas akhir yang disusun
sebagai salah satu yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam proses penelitian dan penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Skripsi dapat terselesaika.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan baik
penulisan maupun penyajian. Untuk saran dan kritik yang bersifat membangun
semoga berguna bagi penelitian selanjutnya. Semoga Skripsi ini menjadi awal
perjalanan hidup yang baik bagi penulis. Amin Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.
Makassar, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian...............................................................................
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen.......................................................................
B. Pengertian Pemasaran........................................................................
C. Pemasaran Jasa...................................................................................
D. Marketing Mix...................................................................................
E. Definisi Harga (Price)........................................................................
F. Kepuasan Pelanggan..........................................................................
G. Penjualan............................................................................................
H. Pengertian Hotel................................................................................
I. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran Perusahaan
J. Kerangka Pikir...................................................................................
K. Hipotesis............................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................
B. Metode Pengumpulan Data...............................................................
C. Populasi dan Sampel..........................................................................
D. Jenis dan Sumber Data......................................................................
E. Teknik Analisis Data..........................................................................
F. Definisi Operasional..........................................................................
BAB IV. ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Perusahaan............................................................
B.
Uraian Tugas......................................................................................
C.
Personalia...........................................................................................
D.
Jenis Shift Jam Kerja.........................................................................
E.
Struktur Organisasi Perusahaan.........................................................
BAB V. HASIL PENELITIAN
A.
Perkembangan Tingkat Hunian Kamar Hotel Sinjai..........................
B.
Karakteristik Responden...................................................................
C.
Deskripsi Variabel Penelitian.............................................................
D.
Hasil Penelitian..................................................................................
BAB VI. KEIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN.................................................................................
B.
SARAN ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemasaran yang
merupakan ujung tombak perusahaan, maka salah satu tujuan akhir dari perusahaan adalah menciptakan penjualan yang
kontuinitas, yang dapat menjamin kelangsungan perusahaan itu sendiri maka diperlukan strategi pemasaran yang
tangguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Hal ini sangat perlu, mengingat banyaknya perusahaan sejenis yang
bermunculan, sehingga akan berimplikasi langsung terhadap persaingan yang
semakin ketat. Sejalan dengan hal ini tersebut diatas, perlu adanya pemecahan terhadap masalah-masalah dalam pemasaran suatu produk, seperti: menentukan,
menciptakan dan mendesain “sesewatu” untuk dijadikan suatu produk, penentuan harga jual produk, proses
pendistribusian, pelayanan kekonsumen serta promosi yang
efektif dan efesien dalam meningkatkan penjualan suatu produk.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya agar
memperoleh pangsa pasar yang lebih besar. Menghadapi kenyataan tersebut maka pihak perusahaan harus mampu memberikan perusahaan kepada pelanggan yang
merupakan tujuan utama perusahaan yang
memberlakukan konsep pemasaran. Pelanggan yang puas inilah yang
nantinya bakal melakukan pembelian produk secara berulang-ulang sehingga perusahaan akan mendapat keuntungan yang
dapat digunakan untuk pembiayaan operasional agar
dapat tumbuh dan berkembang
Suatu produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaanya,
keunggulanya, dimana produk diperoleh dan berapa lamanya. Untuk itulah konsumen yang
menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang
jelas. Maka peranan promosi berguna untuk:
a.
Memperkenalkan produk atau jasa serta mulutnya pada masyarakat.
b.
Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakaat serta cara penggunaanya.
c.
Memperkenalkan barang atau jasa baru.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakn promosi dengan strategi yang tepat
agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang
dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang
diperoleh kegiatan promosi yang dijalankan perusahaan.
Melihat pentingnya strategi pemasaran terhadap peningkatan volume
penjualan perusahaan, maka penjualan tertarik untuk lebih memperjelas lagi topik tersebut dalam penulisan karya ilmiah dengan mengambil objek utama pada Hotel Sinjai
di Kabupaten Sinjai. Keberadaan lembaga ini sebagai organisasi bisnis dibidang jasa pemberitaan memiliki produk dalam bentuk jasa yang unik yaitu berita atau informasi. Penulis memilihnya karena alasan adanya sesuatu yang
menarik karena yang sering diteliti adalah perusahaan-perusahaan
yang menghasilkan produk yang dapat langsung dinikmati secara fisik produknya.
B.
RumusanMasalah
1.
Apakah
Produk (X1) berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai di
Kabupaten Sinjai?
2.
Apakah Harga
( X2 ) berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai di
Kabupaten Sinjai?
3.
Apakah
Lokasi ( X3 ) berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai
di Kabupaten Sinjai?
4.
Apakah
Promosi ( X4) berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai
di Kabupaten Sinjai?
5.
Faktor mana yang paling dominan berpengaruh terhadap
peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai Di Kabupaten Sinjai?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang terdiri dari: produk, harga, lokasi, promosi
berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai
di Kabupaten Sinjai
2.
Untuk mengetahui faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai
di Kabupaten Sinjai.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Hotel
Sinjai di Kabupaten Sinjai terkait dengan strategi pemasaran produk yang di
hasilkannya.
2.
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah
suatu ilmu yang mempelajari secara komprensif tentang bagaimana mengarahkan dan
mengelola orang-orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda dengan
tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Griffin
dalam Fahmi (2001:2) manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk
perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia,
finansial, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi dengan acara
yang efektif dan efisien.
Menurut Terry dan
Rue dalam Fahmi (2001:2) manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan atau kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Menurut Stoner
dalam Fahmi (2001:2) manajemen adalah proses perencanaan pengorganisasian, pemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
|
Menurut Assauri
(2010:12) manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk,
membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
B.
Pengertian
Pemasaran
Pengertian
pemasaran secara umum dapat dikelompokkan atas pemasaran produk dan pemasaran
jasa. Pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya antara
pembeli dan penjual. Pengertian tersebut kemudian mengalami perkembangan
seiring pesatnya perubahan dan karakteristik pasar yang terjadi dalam
lingkungan ekonomi, teknologi, jenis produk, ruang, waktu, media dan sistem
yang dipakai.
Pasar ditinjau dari
geografisnya merupakan pasar lokal, daerah, antar daerah maupun pasar
internasional. Klasifikasi pasar juga dapat dibedakan atas pasar tradisional
dan pasar modern.untuk jenis pasar tertentu pembagian dilakukan berdasarkan
pasar primer dan pasar sekunder. Pelaku pasar sendiri dapat melibatkan individu
atau kelompok tertentu yang akhirnya membentuk suatu komunitas yang mempunyai
kepentingan sama dan saling membutuhkan yang pada akhirnya dapat melakukan
transaksi.
Kolter (1997)
mengemukakan bahwa pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu
melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.
Lebih lanjut,
Kolter (1997) mengemukakan bahwa pasar sebagai proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Sementara itu,
Fride dan Farrel (2005) mengemukakan bahwa pemasaran terdiri dari
kegiatan-kegiatan para individu dan organisasi yang dilakukan untuk memudahkan
atau mendukung hubungan pertukaran yang memuaskan sebuah lingkungan yang
dinamis melalui penciptaan nilai.
Demikian pula
Stanton dalam Mursid (2011) menyatakan bahwa pasar adalah orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, untuk uang belanja dan kemauan untuk membelanjakan.
Dari beberapa
pengertian yang di kemukakan tersebut, maka dapat digaris bawahi bahwa kegiatan
pemasaran merupakan usaha yang dilakukan oleh orang atau kelompok untuk
melakukan aktivitas karena adanya kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi
oleh masing-masing pihak dengan cara penukaran terhadap sesuatu melalui cara,
tempat, sistem, aturan, waktu, serta alat tukar tertentu. Aktivitas semacam ini
berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang menunjang
aktivitas yang ada sehingga dapat menembus batas ruang dan waktu.
C. Pemasaran jasa
Jasa adalah suatu
produk yang tidak nyata (intagbible)
dari hasil kegiatan timbal balik antara pemberi jasa (produsen) dan penerima jasa (customer)
melalui suatu atau aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Valarie A. Zeithaml
dan Mary Jo Bitner dalam bukunya service Marketing, memberi batasan
tentang service sebagai berikut:
Jasa adalah semua
aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau
konstruksi, yang biasa dikomsumsi pada saat yang sama dengan waktu memproduksi
sambil memberikan nilai tambah (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan atau
kesehatan. Sedangakan Prof. Philip Kotler memberi batasan tentang service
sebagai berikut:
“Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas yang
memberikan manfaat dan di tawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dalam
bentuk tidak nyata (intangible) dan
tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan, seperti halnya terjadi produk
manufaktur.”
Menurut Stanton
(1993: 7) pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup marketing yang mencakup, menyelidiki dan
mengetahui apa yang diinginkan konsumen, merencanakan, dan mengembangkan sebuah
produk/jasa yang akan memenuhi kegiatan tersebut. Memusatkan cara terbaik untuk menentukan
harga, mempermosikannya dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan jasa yang baik kepada konsumen pada saat ini maupun yang akan datang.
Pemasaran jasa,
sebenarnya agak berbeda dengan pemasaran barang-barang manufaktur. Perbedaan itu
dikarenakan sifat dan karakteristik produk jasa tersebut yang memuat
bermacam-macam kegiatan yang dilaksanakn dalam berbagai situasi dan kondisi. Walau ada ada
perbedaan prinsip-prinsip pemasaran yang umum tetap menjadi dasar dalam praktek
pemasaran jasa. Oleh karena itu apa yang berlaku pada pemasaran barang juga
berlaku pada pemasaran jasa.
Perkembangan dunia
bisnis pada era globalisasi menurut kinerja yang sempurna dari setiap proses
yang dijalankan perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian yang
terpisah dari organisasi yang hanya berperan sebagai proses penjualan suatu
produk. Perkembangan konsep pemasaran sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi
organisasi yang lain dan pada akhirnya mempunyai tujuan untuk memuaskan
pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective
marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada konsumen
yang tidak puas. Pemasaran yang efektif (ineffective marketing) justru berakibat
sebaliknya yaitu menciptakan nilai atau utilitas.
Menciptakan nilai
dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan kegiatan
pemasaran adalah menarik pelanggan baik dengan menjanjikan nilai yang tepat dan
mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat
menciptakan tingkat kepuasan.
Menurut Yazid
(1999), pemasaran jasa adalah perencanaan yang bergerak dari fokus pada
transaksi terjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Sedangkan menurut
Lupiyoadi (2011), pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh
salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.
Sedangkan menurut Umar (2002), pemasaran jasa adalah pemasaran yang intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat konsumen berhadapan dengan
produsen.
Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa suatu tindakan yang ditawarkan
pihak produsen terhadap konsumen dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat
dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum beli atau di konsumsi.
Bauran jasa
merupakan pengembangan pembauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) produk hanya mencakup 4P,
yaitu: (produk, Price, Place, dan
Promotion). Sedangkan untuk jasa 4P tersebut masih kurang mencukupi,
sehingga para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur, yaitu People, Process, dan costumer service. Menurut Lupiyoadi (2001) bahwa elemen Marketing
Mix jasa terdiri dari tujuh hal yaitu: Product
(jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen), Price (sebagai strategi penentuan
harga), Place (sebagai sistem
penghantaran/penyampaian yang akan diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang dilakukan), People (bagaimana proses dalam operasi jasa), Costumer Service (bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).
Pemasaran produk
dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu produk berwujud, jasa dan gagasan
dengan melihat tingkat-tingkat kebutuhan, harapan, nilai serta variasi layanan
produk yang dijual, pemasaran suatu produk akan cenderung saling melengkapi
untuk jenis produk berwujud atau produk murni dengan jasa dan gagasan.
Sedangkan pemasaran jasa menurut Kotler (1997) adalah tiap tindakan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau
tidak dikaitkan pada suatu produk terwujud.
Pemasaran jasa saat
ini banyak dipengaruhi oleh inovasi yang diberikan oleh konsumen baik pada
produk, kemasan jasa, penyampaian kekonsumen maupun sentuhan akhir dari manusia
sebagai pelakunya. Beberapa hal penting tentang pemasaran jasa adalah:
1.
Ciri Atau Karakteristik Pemasaran Jasa
Perbedaan produk
barang dengan jasa tercermin dari ciri-ciri atau karakteristik produk yang
bersangkutan. Adapun karakteristik jasa memiliki bentuk sebagai berikut:
a.
Tidak Berwujud
Jasa tidak berwujud
merupakan suatu hal yang tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia
sebelum dibeli, artinya produk ini tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, atau
dicium sebelum dibeli. Dan segi ini pengelolah jasa
harus pandai untuk mendeskripsikan produk dengan atribut, keunggulan, manfaat
bagi pelanggan apabila memakai jasa mereka. Pemasaran jasa
tidak dapat di simpan, sulit dipatenkan, sulit digambarkan
dalam wujud tertentu dan penentuan harga menjadi relatif sulit.
b.
Tidak Terpisahkan
Produk jasa tidak
dapat dipisahkan dengan proses dan banyak dilakukan penjualan terlebih dahulu
sebelum dilakukan proses kontak petugas terhadap pelanggan dalam pelayanan jasa
terjadi lebih intensif dibidang penjualan produk manufaktur.
c.
Bervariasi
Variasi layanan
mempunyai bentuk standar sehingga bentuk layanan menjadi berbeda antara satu
layanan dengan layanan jasa lainnya. Kepuasan pelanggan
banyak tergantung dari layanan petugas yang melakukan kontak langsung maupun
tidak langsung dengan pelanggan.
d.
mudah Lenyap
Jasa mempunyai
sifat tidak berwujud, maka jasa tidak dapat disimpan dengan Lihat ini apabila
terjadi fluktuasi terhadap permintaan jasa maka pengelola jasa sulit mengadakan
penyesuaian.
2.
Strategi Deferensiasi Layanan
Penyelenggaraan pemasaran jasa maupun produk dapat menerapkan berbagai
macam strategi yang tidak terpaku pada strategi yang telah ada, sehingga
kegiatan pemasaran dapat berlangsung dengan dinamis dan selalu dapat menyesuaikan
dengan kondisi keadaan yang selalu berubah. Strategi tersebut
dapat berupa strategi deferensiasi yang terdiri dari strategi pemasaran jasa
tanpa deferensiasi layanan terhadap semua segmen yang ada, deferensiasi
dilaksanakan berdasarkan segmen serta pengelompokan menurut kategori yang
diinginkan, dan strategi dengan konsentrasi khusus untuk segmen yang dipilih
atau pemilihan segmen pada dasar khusus.
3.
Tugas Pemasaran Organisasi jasa
Kotler (1997)
mengemukakan bahwa organisasi jasa menghadapi tugas dalam pemasaran, yaitu:
a.
Harus mendefenisikan penawaran dan atau cirinya.
b.
Harus mengelolah kualitas jasa agar mencapai atau melampaui
harapan pelanggan.
c.
Harus mengeloah produktivitas pekerjaannya dengan membuat
pegawainya lebih terampil, berkualitas, menemukan solusi, merancang jasa yang
lebih efektif, memberikan intensif dan jaminan terhadap kegagalan bila
diperlukan.
4.
Kualitas jasa
Pemasaran pada jasa pelaksanaanya erat terkait dengan mutu atau kualitas
yang dapat terdiri dari produk yang dapat ditawarkan, penyampaian kepelanggan,
kehandalan produk, responsivitas dan profesionalisme petugas, dan proses
pelayanan yang ditawarkan untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
5.
Perilaku konsumen jasa
Perilaku konsumen perlu mendapat pertimbangan karena akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan jasa perlu melakukan beberapa hal
sebagai berikut:
a.
Perencanaan informasi yang berhubungan dengan jasa dan
konsumen yang dituju serta pengaruh lingkungan konsumen.
b.
Melakukan evaluasi terhadap alternatif jasa yang ditawarkan
c.
Mengelolah pelaksanaan transaksi dan pemakaian jasa
d.
Melakukan evaluasi terhadap pelayanan purna jual
D.
Marketing mix
Salah satu unsur
dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan
strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasaranya. Marketing mix merupakan
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mengetahui tanggapan
konsumen dalam pasar sasaranya. Menurut William J.Stanton pengertian marketing
mix secara umum adalah sebagai berikut marketing
mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar
pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut
adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi.
Keempat unsur atau
variabel bauran pemasaran (Marketing Mix)
tersebut atau yang disebut four p’s adalah sebagai berikut:
1.
Strategi produk
2.
Strategi harga
3.
Strategi penyaluran/distribusi
4.
Strategi promosi
Marketing mix yang dijalankan
harus disesuaikan dan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu marketing
mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan
untuk mempermudah buying decision,
maka variabel-variabel marketing mix
diatas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:
1.
Produk
Produk adalah barang yang kombinasi atribut-atributnya menciptakan daya tarik bagi pelanggan.
Atribut-atribut itu antara lain adalah gaya, desain, kegunaan, kemasan, warna,
besarnya prestise. Pengembangan suatu produk harus didasari oleh pertimbangan
adanya pembagian produk, yang terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu:
a.
Produk Inti (Core
Product)
Disini harus diketahui apa
sebenarnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Setiap produk tentu memiliki manfaat
serta ciri-ciri tertentu. Dalam hal ini penjual dapat menjual manfaat tersebut
dan bukan ciri-ciri produk.
b.
Produk Berwujud (Tangible
Product)
Perusahaan harus berusaha untuk
mengubah produk ini menjadi produk berwujud, misalnya komputer atau buku.
c.
Produk Tambahan (Augmented
Product)
Perusahaan harus dapat menawarkan
manfaat dan pelayanan tambahan, contoh: garansi atau pengiriman barang ke
rumah. Dalam produk tambahan ini terdapat empat unsur yaitu:
1.
Instalasi
2.
Jaminan
3.
Penyerahan dan kredit
4.
Pelayanan purna jual
2.
Klasifikasi Produk
Berdasarkan konsumen yang menggunakanya, produk yang maupun jasa dibedakan
menjadi dua kategori yaitu produk industri. Secara luas yang didefinisikan
dengan produk yang meliputi sesuatu yang dapat dipasarkan seperti pengalaman,
organisasi, orang, tempat dan ide. Beberapa macam klasifikasi produk menurut
Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah sebagai berikut:
a.
Produk konsumen
1)
Produk konsumen (consumer
product) adalah semua jenis produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk
dikomsumsi secara pribadi. Para pemasar umumnya mengklasifikasi produk lebih
lanjut berdasarkan cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi produk
sehari-hari, produk belanja, produk khusus, produk yang tidak dicari.
Produk-produk tersebut berbeda menurut cara konsumen membelinya dan karenanya
berbeda-beda pula cara pemasarannya.
2)
Produk sehari-hari (Convenience
Product) adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen secara teratur,
cepat dan dengan perbandingan dengan produk lain yang minimal serta usaha untuk
mendapatkan produk tersebut yang juga minimal. Umumnya produk jenis ini
mempunyai harga rendah dan para pemasar harus menempatkan produk tersebut pada
berbagai lokasi sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan ketika
menginginkannya. Contoh: sabun, permen, Koran.
3)
Produk belanja (Shopping
Product) adalah barang yang frekuensi pembeliannya tidak sesering produk
sehari-hari dan dalam pembelianya
konsumen melakukan pembandingan dengan produk lain berdasarkan
kecocokan, kualitas, harga dan gaya. Ketika membeli produk jenis itu, konsumen
menggunakan lebih banyak waktu dan usaha dalam mengumpulkan informasi dan
membuat perbandingan. Contoh: perabot, mobil, jasa hotel.
4)
Produk khusus (specialty
product) adalah produk dan jasa konsumen yang mempunyai karakteristik dan
identifikasi merk yang unik sehingga kelompok pembeli yang cukup signifikan
bersedia melakukan usaha pembelian yang khusus. Contohnya jasa dokter
spesialis, ahli hukum, mobil dengan spesifikasi merek dan tipe tertentu,
peralatan fotografi.
5)
Produk yang tidak dicari (onsough product) adalah produk konsumen yang konsumen tidak
mengetahui ataupun mengetahuinya tetapi biasanya tidak terpikirkan untuk
membeli produk tersebut. Kebanyakan barang inovasi utama adalah tidak dicari
sampai konsumen menyadari keberadaan produk tersebut melalui iklan Contoh:
asuransi jiwa, donor darah ke PMI.
b.
Produk Industri.
Produk industri (industrial product) adalah produk yang
dibeli dengan tujuan untuk proses lebih lanjut atau digunakan untuk diproses
lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis. Oleh karena itu perbedaan
antara produk konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan pembelian
produk itu, jika konsumen membelinya untuk dipakai sendiri disebut produk
konsumen, namun jika produk tersebut digunakan untuk diproses lebih lanjut atau
digunakan untuk menjalankan bisnis maka produk tersebut dikategorikan produk
industri. tiga kategori produk dan jasa industri adalah:
a.
Bahan mentah dan suku cadang
b.
Barang modal
c.
Perlengkapan dan jasa
3.
Atribut Produk
Perkembangan produk dan jasa memerlukan pendefenisian manfaat-manfaat yang
ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan
melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, gaya, dan desain.
a.
Fitur produk
Sebuah produk dapat
ditawarkan dengan berbagai fitur. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan
yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur-Fitur merupakan alat
persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk yang
menjadi pesaingnya.
b.
Gaya dan Desain produk
Cara lain untuk
menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang
khas. Desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada
pemasaran perusahaan. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. gaya
semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. gaya mengedepankan tampilan
luar yang mungkin akan mendapat perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi
tidak selalu membuat produk berkinerja lebih baik. Berbeda dengan desain yang
bukan sekedar tampilan luar, desain masuk kejantung produk, memberikan
kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain
yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya
produksi dan memberikan keunggulan bersaing dipasar sasaran.
4.
Kualitas Produk
Kualitas adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk
memiliki dua dimensi yaitu tingkatan dan konsistensi. Dalam mengembangkan
produk, pemasar lebih dahulu harus memilih tingkatan kualitas yang dapat
mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Dalam dimensi
tersebut kualitas produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya. Perusahaan jarang menawarkan tingkatan
kinerja yang kualitasnya setinggi mungkin, sebaliknya mereka lebih memilih
tingkatan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasarannya dan tingkatan
kualitas produk pesaingnya. Kualitas yang tinggi juga dapat
berarti konsistensi tingkatan yang tinggi. Dalam era industrialisasi yang
semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan
kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh kepada kualitas.
Sebenarnya tidak mudah mendefenisikan kualitas dengan tepat, tetapi umumnya
kualitas dapat dirinci. Dalam perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih luas,
dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi
proses, lingkungan dan manusia. Hal ini tampak jelas dalam defenisi-defenisi
yang dirangkum oleh Mustohim Arief, diantaranya adalah pendapat dari Goetsh dan
Davis (1994) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Menurut Richard F. Gerson, mutu adalah apapun yang dianggap pelanggan
sebagai mutu. Sementara itu Philip Kotler mendefenisikan kualitas adalah
keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.
Melalui pengertian ini terlihat bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai
bermutu apabila dapat memenuhi ekspetasi konsumen akan nilai produk tersebut.
Artinya mutu merupakan salah satu faktor yang menentukan penilaian kepuasan
konsumen.
Menurut Gronroos (1990), ada tiga kriteria pokok dalam menilai kualitas,
yaitu outcome related (berhubungan
dengan hasil), process related(berhubungan
dengan proses), dan image related
criteria (berhubungan dengan citra). Ketiga
kriteria tersebut masih dapat dijabarkan menjadi enam unsur.
a.
Profesionalisme dan keahlian (Professionalism and skills)
Kriteria ini
merupakan outcome related criteria dimana
pelanggan menyadari bahwa penyedia jasa, karyawan, sistem operasional dan
sumber daya fisik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan untuk
memecahkan masalah pelanggan secara professional.
b.
Sikap dan perilaku (Attitude
and behavior)
Kriteria ini
termasuk process related criteria. Pelanggan
merasa bahwa karyawan perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka dan berusaha
membantu dalam memecahkan masalah mereka secara spontan dan senang hati.
c.
Kemudahan pencapaian dan penyesuaian pelayanan (Accessibility and flexibility)
Kriteria ini
termasuk process related criteria.
Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem
operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan
dapat melakukan akses dengan mudah. Selain itu, juga dirancang agar bersifat
fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.
d.
Keandalan dan kepercayaan (Reliability and trustworthiness)
Kriteria ini juga
termasuk process related criteria.
Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka biasa mempercayakan segala
sesuatunya kepada penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya.
e.
Pengendalian situasi dan pemecahan masalah ( Recovery )
Kriteria ini
termasuk process related criteria. Pelanggan
menyadari bahwa apabila ada kesalahan dan bila terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk
mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang tepat.
f.
Nama baik dan dapat dipercaya ( Reputation and credibility )
Kriteria ini
termasuk process related criteria. Pelanggan
meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai
atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanan.
E.
Definisi Harga (Price)
Harga merupakan salah satu unsur variabel non produk yang
paling sensitif bagi konsumen karena mempunyai peranan penting di mata konsumen
sebagai pertimbangan dalam keputusan pembelian suatu produk. Oleh karena itu,
penetapan harga yang baik dan sesuai dengan harapan konsumen akan mempengaruhi
konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Dari sudut pandang pemasaran, harga
merupakan ukuran atau nilai dari barang dan jasa yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Pengertian harga menurut Stanto terjemahan Y. Lamarto ( 1996:301), yaitu
Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter
lainnya sebagai alat tukar. Harga juga bisa juga diartikan sebagai jumlah uang
(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk beberapa kombinasi
sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna
kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh
ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk
atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk
menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu,
penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup
penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Penetapan harga kamar dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu:
1.
Harga per Kamar
Harga setiap kamar sesuai dengan fasilitas masing-masing. Penentuan
bergantung pada fasilitas, pelayanan, perlengkapan, luas kamar, dan lokasi.
Dengan demikian harga belum terkena potongan harga.
a.
Fasilittas
Fasilitas adalah
segala sesuatu yang disediakan oleh perusahan atau organisasi untuk memenuhi
kebutuhan dalam mencapai tujuan dan memudahkan atau menambah pelayanana secara Exellent kepada pelanggan.
b.
Pelayanan
Pelayanan adalah
segalah sesuatu yang diberikan guna menambah kualitas penyampaian dan
kenyamanan serta kepuasan secara Excellent,
sehingga akan mendapatkan simpatik dari para pelanggan dalam menggunakan
suatu produk barang dan jasa yang ditawarkan.
c.
Perlengkapan
Perlengkapan adalah
segala sesuatu yang disediakan untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam menunjang kualitas kinerja perusahaan atau organisasi maupun pihak yang
membutuhkan (pelanggan).
d.
Luas Kamar
Luas kamar adalah
besarnya ruangan kamar yang ditawarkan sesuai dengan tarif yang ditawarkan oleh
pihak perusahaan hotel.
e.
Lokasi
Lokasi adalah letak
atau tempat dimana adanya suatu objek berada.Untuk itu lokasi atau letak
perusahan hotel harus benar-benar srategi agar dapat mudah dijangkau pelanggan.
2.
Harga Paket
Harga kamar merupakan paket, yaitu sewa kamar di tambah pelayanan yang
berupa makan dan fasilitas lainnya.
3.
Harga Persorangan
Harga sewa kamar dikenakan kepada tamu sesuai dengan jumlah yang akan
menginap.
4.
Harga Spesial
Harga kamar ditetapkan secara khusus dan resmi dengan perjanjian harga
diberikan kepada biro perrjalanan, perusahaan, penerbangan, dan kedutaan. Harga
ini biasanya lebih murah dari harga resmi. Harga khusus ini terdiri dari.
a.
Company Rates, yaitu harga kamar
untuk tamu dari suatu perusahaan tertentu yang menginap secara
berkesinambungan.
b.
Commercial Rates, yaitu harga kamar
untuk tamu-tamu yang mengadakan perjalanan usaha (business)
c.
Airlines Rates, yaitu harga kamar
untuk tamu yang bekerja pada perusahaan penerbangan.
d.
Seasonal Rates, yaitu harga kamar
yang diberikan kepada tamu saat musim tertentu. Harga ini lebih murah dari
harga resmi karena untuk menarik para tamu pada saat hotel mengalami low season.
3.
Strategi Penyaluran/ distribusi ( Place )
Kegiatan mempelancar arus
barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (channel of distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi
adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih
dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk/jasa dari produsen
ke konsumen. Distributor-distributor atau penyalur yang bekerja aktif untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tetapi dalam arti agar
jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran
distribusi ini ada beberapa hal yang perliu dipertimbangkan, yaitu sebagai
berikut:
a.
Sifat pasar dan lokasi pembeli
b.
Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang
perantara
c.
Pengendalian persedian, yaitu menetapkan tingkat persediaan
yang ekonomis
d.
Jaringan pengangkutan
Saluran distrtibusi
jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasa terhadap konsumen.
Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran
distribusi itu sendiri dengan mempertimbangkan adanya perubahan pada masyarakat
serta pola distribusi untuk mengikuti dinamakan para konsumen tadi.
4.
Promosi ( promotion
)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kegiatan promosi adalah kegiatan
komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan melakukan pameran,
periklanan, demonstrasi serta usaha-usaha lain yang bersifat persuasif.
Pengertian promosi menurut Fred E Hahn dan Kenth Mangun dalam yang berjudul
Beriklan dan berpromosi Sendiri
adalah semua yang tempat jaringan
penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang digunakan seorang tenaga
penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan
surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang
menyenangkan terhadap apa yang diiklankan. (hal. 477, 1977).
Sedangkan dalam kamus istilah
periklanan Indonesia promosi promosi didefenisikan sebagai usaha komunikasi
yang menjembatani kesenjangan antara produsen dengan komsumen. Usaha komunikasi
itu dapat dibagi dalam bagian-bagian yang terdiri atas periklanan, publisitas,
humas dan proyek-proyek khusus seperti door
to door (pintu ke pintu), direct mail
(iklan pos langsung), sampling (percontohan)
Definisi lain tentang promosi dikemukakan oleh Rhenald Kasali dalam bukunya
yang berjudul Manajemen periklanan,
konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yang
menyatakan bahwa promosi adalah suatu bauran komunikasi antara periklanan,
penjualan, personal dan publisitas.
Defenisi senada
dikemukakan oleh Willian J Stanton dalam buku prinsip pemasaran yang menyebutkan bahwa promosi merupakan formula
dari lima aspek yang dikenal dengan promotional
mix yakni: Periklanan, Penjualan personal, Promosi penjualan, Hubungan
Masyarakaat dan Publisitas.
Kelima aspek
tersebut menjadi sebuah formula promosi yang menjadi keunggulan dari marketing mix yang mencakup 4P yaitu Product(produk), Price(Harga), Promotion
(promosi) dan place(tempat).
Promosi itu sendiri
dalam kasus istilah periklanan Indonesia dibedakan dalam beberapa jenis yaitu:
1.
Promosi Konsumsi
Aktifitas
pemasaran, pengiklan dan promosi penjualan yang mengarahkan konsumen untuk
melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk.
2.
Promosi Niaga
Kegiatan promosi
yang khusus ditujukan untuk meningkatkan volume nilai perdagangan suatu produk
atau kelompok produk.
3.
Promosi penjualan
Kegiatan, bahan,
sarana, dan teknik yang digunakan untuk mendukung upaya periklanan dan
pemasaran serta membantu mengkoordinasi periklanan dengan usaha penjualan
pribadi berupa lotre, diskon, kupon, kontes pemberian potongan harga dan
sebagainya.
4.
Promosi perorangan
Upaya promosi yang
berpangkal pada upaya untuk menjual suatu produk atas atas penonjolan
kepribadian seorang tokoh yang terkenal atau Selebrity Promotion.
5.
Promosi produk
Usaha-usaha promosi
yang di lakukan didalam took atau pemasangan berbagai perangkat promosi dalam
took.
6.
Promosi terpadu
Perpaduan antara
berbagai cara promosi untuk memberi dampak yang lebih luas terhadap pemasaran
suatu produk atau penjualan dua produk dalam satu paket penjualan.
Kaitan dengan
promosi ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan dan apa tujuan, yaitu:
a.
Besarnya alokasi dana yang diperlukan
b.
Sifat pasar dan jenis produk yang akan dipromosikan
c.
Tahap-tahap dalam siklus hidup barang
d.
Media apa yang akan dipergunakan atau yang akan dipakai.
1.
Fungsi Promosi
Agar masyarakaat
lebih menanggapi keberadaan suatu produk atau perusahaan, maka didalam
pembuatan sebuah promosi harus memiliki beberapa fungsi antara lain untuk
mempromosikan baik suatu produk maupun pariwisata, untuk memberikan informasi,
untuk meningkatkan atau mempertahankan
penjualan.
2.
Media Promosi
Kemudian dengan
pesatnya perkembangan teknologi bahwa masyarakaat membutuhkan suatu media yang
berinteraksi langsung mudah dan efesien.Media adalah salah satu sarana
pendukung yang digunakan dalam penyampaian pesan yang sifatnya memanfaatkan
bentuk-bentuk media untuk menempatkan realisasi kreativitasnya. Media promosi
yang sering digunakan dapat dikategorikan
dalam tiga sifat media yaitu:
a.
Media promosi yang bersifat iklan misalnya iklan Koran, iklan majalah, iklan televisi,
brosur, leaflet, billboard, sign board, katalog, banner, flyer serta gimmick.
b.
Media promosiyang bersifat kehumasan misalnya jurnal atau newsletter.
c.
Media promosi yang bersifat promosi dagang misalnya displaypameran, hanging mobile display dan display folder.
Ketika promosi itu
sendiri dikaitkan dengan sebuah kenyataan praktis dan strategis dari sebuah
perusahaan komersial maka upaya promosi biasa disebut sebagai salah satu
jawaban yang efektif dari kemungkinan terciptanya peluang pasar baru. Peluang
itu sendiri sebenarnya dapat dibentuk, hal ini dikarenakan:
a.
Bahwa secara realitas psikologi kebutuhan manusia akan
barang selalu diciptakan.
b.
Bahwa peluang pasar diciptakan oleh citra yang dibentuk
konsumen.
Dua hal tersebut secara umum
biasa diselesaikan secara efektifitas promosi yang dilakukan artinya ketika
sebuah promosi tentang sebuah produk baru diluncurkan maka pada saat itu sebenarnya
sebuah promosi tengah mengincar benak calon konsumen bahwa konsumen membutuhkan
produk tersebut itu artinya pasar baru pun ikut diciptakan oleh sebuah promosi.
Perusahaan dapat melakukan
kampanye periklanan dan promosi yang sama dengan pasar domestik atau
mengubahnya untuk tiap pasar lokal. Satu proses yang disebut adaptasi ganda,
pertimbangan pesannya. Perusahaan dapat mengubah pesan pada empat tingkat yang
berbeda. Perusahaan hanya dapat menggunakan satu pesan dimana saja hanya
megubah bahasa, warna dan nama.
Penggunaan media juga membutuhkan
penyesuaian Internasional karena ketersediaannya media berbeda dari satu negara
ke negara lain. Pemasaran juga harus menyesuaikan teknik penjualan.
3.
Promosi
Kepariwisataan
Promosi ialah upaya
yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan
sehingga produk menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kunci dari
sebuah upaya promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan modal yang dapat
menjadi daya tarik bagi turis yang tertarik untuk membeli.
Kegiatan promosi
itu merupakan suatu kegiatan yang insentif dalam waktu yang relatif singkat
tentunya mengingat sifat maupun karakter dari produk pariwisata itu sendiri.
Dalam kegiatan ini diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap
calon konsumen. Konsumen dan permintaannya yang digarap namun produknya yang
lebih disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Sebagai suatu
bagian daripada pemasaran maka jumlah total kegiatan yang menghasilkan produk
dan pelayanan dari penjual ke pembeli adalah dengan maksud bahwa produksi yang
benar dan promosi yang dilakukan ditempat yang benar adalah ditujukan untuk
menghasilkan kepuasan pembeli dan tentunya hal ini adalah keuntungan bagi
produsen. Dari tantangan yang muncul dan harus dihadapi oleh adalah:
1.
Tantangan Pemasaran
a.
Pemasaran dalam kepariwisataan berbeda dengan pemasaran
pabrik, menjumpai suasana yang berubah ditekankan pada perencanaan untuk
membuat pengembangan yang benar dan keputusan pemasaran.
b.
Permintaan wisatawan dengan yang tinggi ini maksudnya bahwa
perubahan dalam pendapatan wisatawan akan menghasilkan sebuah perbandingan yang
besar didalam permintaan untuk perjalanan wisata.
c.
Pelayanan jasa wisatawan dilakukan dengan segera tidak ada
kesempatan untuk menjaga sebuah inventaris yang baik guna mengganti kerugian
periode yang pendek untuk permintaan wisatawan.
d.
Produk dari kepariwisataan adalah sebuah jasa campuran
(sebuah tempat duduk pesawat, kamar hotel, restoran, perjalanan wisata dll),
kekurangan salah satu diatas mengagalkan segala pengalaman berlibur bagi
wisatawan. Salah satu kurangnya kontrol wisatawan yang berlebihan keuntungan
untuk segala liburan.
2.
Orientasi
Dalam penambahan
menjadi rangkaian aktivititas pemasaran juga cara/jalan mencari suatu bonus
yaitu melalui mata-mata para wisatawan. Menurut sejarah pemasaran
keparawisataan harus berorintasi pada produk sorotan utama pada usaha pemasaran
untuk menyediakan partai-partai terbaik kamar-kamar dsb, dan untuk mengambil
itu karena ini adalah hal terbaik wisatawan secara otomatis akan berrkunjung.
Produk orientasi ini difokuskan pada penyediaan seseorang atasan atau menejer
sebagai penghasil dimana lebih dari satu permintaan daripada penyediaan seperti
sebuah orintasi kerja bagaimanapun ketika penyediaan tempat tujuan wisata,
hotel-hotel lebih besar dari pada permintaan.
Fokus utama
kecenderungan untuk memutar orientasi penjualan dimana ditekankan untuk
menyakinkan wisatawan mengunjungi daerah wisata. Disinilah masalah sudah jelas
kebutuhan produsen untuk menjual daripada kebutuhan-kebutuhan wisatawan sebagai
pembeli. Orientasi pemasaran diutamakan pada wisatawan. Apa yang wisatawan
inginkan? Dapatkan kita menyedikannya? Orientasi ini cara nmencari usaha
tempat-tempat hiburan melalui mata wisatawan, bagaimana cara mengiklankan pesan
(promosi) dan cara bagaimana cara berkomunonikasi dengan wisatawan (tempat )
diambil dari pemikiran wisatawan itu sendiri.
Didalam
keparawisatawan hubungan dengan produk pendapatan adalah tujuan ketika fokus
utama upaya-upaya kita harus menjadi kepuasaan bagi wisatawan baik secara fisik
maupun sosial dan lingkungan budaya tempat wisatawan harus dipertahankan.
Wisatawan yang
diinginkan dengan pengeluaran kepunyaanya secara langsung menghabiskan segala
sesuatu kepunyaanya.Untuk menarik hal ini adalah tugas daripada pemasaran untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan wisatawan menjaga integritas pada daerah tujuan.
Oleh karena itu,
orientasi pemikiran kita menyimpulkan bahwa yang penting bagi semua upaya
promosi adalah justru merawat produk itu sendiri. Wisatawan sendirilah sebagai
suatu media yang paling efektif dalam menyampaikan informasi kepariwisataan
secara sugestif Media ini galibnya
disebut getok ular (worse by mouth).
Aspek ini
berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada dasar tentang
produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebabkan
informasi ini, antara lain periklanan (advertising),
penjualan (personal selling), promosi
penjualan (sales promotion) dan
publisitas (publicity), hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a.
Periklanan (advertising)
merupakan alat utama bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan
ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop,
televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau
tempat –tempat yang strategis.
b.
Penjualan pribadi (personal
selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung
dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi
hubungan atau interaksi yang positif antara perusahaan dan calon konsumennya
itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah door to door selling, mail
order, telephone selling dan direct selling.
c.
Promosi penjualan (sales
promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang
dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya bahkan
dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan
menarik perhatian konsumen.
d.
Publisitas (publicity):
merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakaat secara
tepat, shingga sering disebut sebagai usaha untuk “mensosialisasikan” atau
“memasyarakatkan”.
F.
Kepuasan pelanggan
Pengertian secara
umum mengenai kepuasan atau ketidakpuasan konsumen merupakan hasil dari adanya
perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan. Didalam
lingkungan yang kompetitif, indikator yang dapat menunjukkan kepuasan adalah
apakah konsumen akan membeli kembali produk tersebut di waktu yang akan datang.
Menurut Philip Kotler defenisi kepuasan adalah perasaan seseorang yang
senang atau kecewa setelah seseorang membandingkan kinerja yang dihasilkan oleh
produk dengan diharapkanya. Philip Kotler dan gary Amstrong menambahkan kembali
arti kepuasan konsumen sebagai berikut: “Kepuasan konsumen adalah sejauh mana
anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih
rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa puas atau gembira.”
a.
Kualitas
Kualitas mempunyai
hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan mendorong konsumen
untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang,
ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan
konsumen.Kepuasan konsumen pada akhirnya menciptakan loyalitas konsumen pada
perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan mereka.
b.
Pelayanan
Pelayanan disini tidak hanya
sekedar menjawab pertanyaan dan keluhan pelanggan namun keseluruhan layanan
kepada pelanggan dari mulai pembelian hingga ke pemecahan masalah yang timbul
setelah pembelian.
c.
Nilai
Menurut Philip
Kotler defenisi nilai pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai pelanggan
dengan jumlah biaya pelanggan.Jumlah nilai pelanggan adalah sekelompok manfaat
yang diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok
biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk
atau jasa.
Menurut Schaars
(1991), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para
pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan
manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelangganya yang harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan. Ada beberapa pakar yang memberikan defenisi
mengenai kepuasan/ketidakpuasan pelanggan Day (Tse dan Wilton, 1998) menyatakan
bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap
evaluasi ketidaksesuain (disconfirmation)
yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainya) dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Wilkie (1990)
mendefenisikannya sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Engel, etal (1990) menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih
sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome)
tidak memenuhi harapan.
Dari berbagai
defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian
kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil
yang dirasakan. Pengertian ini didasarkan pada disconfirmation paradigm dari oliver (dalam engel,et al 1990;
Pawitra 1993).
Meskipun umumnya
defenisi yang diberikan diatas menitikberatkan pada kepuasan/ketidakpuasan
terhadap produk atau jasa, pengertian tersebut juga dapat diterapkan dalam
penilaian kepuasan/ketidakpuasan terhadap suatu perusahaan tertentu karena
keduanya berkaitan erat (Peterson dan Wilson), 1992; Pawitra 1993).
G.
Penjualan
Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa)
dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak
tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin
besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan
karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik
maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan
karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan
berkurang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan
itu sendiri adalah sebagai berikut:
Pengertian penjualan menurut Henry Simamora dalam
buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan
bahwa: “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan
jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”.
Pengertian penjualan menurut Chairul Marom dalam buku
“Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang” menyatakan bahwa: “Penjualan
artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya
dilakukan secara teratur”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli,
dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan
sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah
disepakati.
H.
Pengertian Hotel
Hotel berasal dari
kata hostel, diambil dari bahasa
perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut sejak akhir abad ke-17,
maknanya“ Tempat penampungan buat pendatang” atau biasa juga “Bangunan penyedia
pondokan dan makanan untuk umum”. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan
untuk melayani masyarakaat.
Adapun pendapat lain mengatakan
bahwa hotel berasal dari bahasa Yunani yaitu Hotelis yang artinya member tempat perlindungan kepada pengunjung
atau para pengembara dengan imbalan uang atau hadiah untuk pemiliknya. (Oka A
Joeti, 1972).
Beberapa defenisi
mengenai hotel yaitu:
1.
“An Establishment that
provides lodging and usuallymeals, entertainment and various personal
servicefor public” menurut Webster’sNinth
New Collegteate Distionary yang artinya “Perusahaan yang menawarkan
penginapan dan termasuk makanan, hiburan dan pelayanan pribadi pada
masyarakaat” (Ensiclopedia Americana , Hotel, hal 477)
2.
Menurut prof. K. Kraft: “Hotel adalah sebuah gedung bangunan
yang menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan
menginap dan makan bagi mereka yang mengadakan perjalanan.
3.
Menurut Fred Lawson,
Hotel adalah suatu perusahaan yang menawarkan jasa pada pelaku perjalanan
dengan memungut pembayaran dari dua jenis pelayanan dasar yaitu akomodasi
(menginap) serta makan dan minum.
4.
Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan telekomunikasi No
KM.37/PKN.304/MPPT-86. Tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel. Hotel
adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial.
I.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran pada suatu perusahaan adalah:
1.
Lingkungan mikro perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang
langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuanya untuk
melayani pasar, yaitu:
a.
Perusahaan merupakan struktur organisasi perusahaan itu
sendiri, strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran
harus memperhitungkan kelompok lain diperusahaan dalam merumuskan rencana
pemasaran, seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan
pengembangan, pembelian, produksi dan akuntansi serta sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus bekerja sama dengan
para staf di bidang lainnya.
b.
Pemasok (supplier) adalah perusahaan-perusahaan dan individu
yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing
untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.
c.
Para perantara perusahaan adalah perusahaan-perusahaan yang
membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada
para konsumen akhir.
d.
Para pelanggan yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang
terjadi konsumen atau barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah
individu-individu, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.
e.
Para pesaing. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan
perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing
ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam
pasar.
f.
Masyarakaat umum Sebagai perusahaan juga harus memperhatikan
sejumlah besar lapisan masyarakaat yang tertentu saja, besar atau kecil menaruh
perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau
menolak metode-metode dalam perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena
kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain, kelompok-kelompok
inilah yang menjadi masyarakaat umum.
2.
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang
bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan berpengaruh semua pelaku dalam
lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:
a.
Lingkungan demografis/kependudukan
Lingkungan
demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan permasalahan mengenai penduduk,
seperti distribusi penduduk secara geografis, tingkat kepadatannya,
kecenderungan perpindahan dari suatu ketempat lainnya, distribusi usia,
kelahiran, perkawinan, ras, suku bangsa dan struktur keagamaan.
b.
Lingkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi menunjukkan
sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan
dengan ekonomi, penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata, tekanan inflasi
yang berkelanjutan, prubahan pada pola belanja konsumen, dan sebagainya yang
berkenaan dengan perekonomian.
c.
Lingkungan fisik
Lingkungan fisik
menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan,
peningkatan biaya energi, peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan angka
campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber daya alam.
d.
Lingkungan teknologi
Lingkungan teknologi menunjukkan
peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tidak
terbatas, biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi, perhatian yang lebih
besar tertuju pada penyempurnaan bagian kecil produk daripada penemuan yang
besar, dan semakin besarnya peraturan yang berkenaan dengan perusahaan
teknologi.
e.
Lingkungan sosial/budaya
Lingkungan ini menunjukkan
keadaan suatu kelompok masyarakaat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakaat, pandangan masyarakaat dan lain
sebagainya yang merumuskan hubungan antar sesama dengan masyarakaat lainnya
serta lingkungan sekitarnya.
J.
Kerangka Pikir
Gambar 1: Kerangka
Pikir Penelitian
K.
Hipotesis
Dalam penelitian ini
penulis mengemukakan hipotesis yaitu:
1.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor produk dalam marketing mix terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai Di
Kabupaten Sinjai.
2.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor harga atau sewa dalam marketing mix terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai Di
Kabupaten Sinjai.
3.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor lokasi terhadap dalam marketing mix peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai Di Kabupaten
Sinjai.
4.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor promosi terhadap dalam marketing mix peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai Di Kabupaten
Sinjai.
5.
Yang paling dominan
berpengaruh terhadap peningkatan hunian kamar pada Hotel Sinjai Di Kabupaten
Sinjai adalah Harga.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu
Penelitian
Penelitian dilakukan di Hotel Sinjai di Kabupaten Sinjai
yang terletak dijalan persatuan raya Sinjai dengan pertimbangan bahwa Hotel
Sinjai merupakan salah satu hotel yang ada di kabupaten Sinjai yang tidak kalah
bersaing dengan hotel-hotel yang ada di Kabupaten Sinjai. Waktu penelitian yang
dilakukan oleh peneliti selama 2 bulan yaitu bulan Maret sampai April 2014.
B.
Metode Pengumpulan
Data
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1.
Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap
aktivitas produksi dan pemasaran dilokasi penelitian.
2.
Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak
terkait terutama pimpinan produksi dan unit pemasaran dilokasi penelitian
3.
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan daftar pertanyaan untuk diisi oleh para responden dan diminta
untuk memberikan pendapat atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
4.
Dokumentasi, yaitu
dengan melakukan pencatatan terhadap laporan yang dipublikasikan oleh Hotel
Sinjai di Kabupaten Sinjai. Data yang dicatat meliputi jumlah biaya untuk
bauran pemasaran dan nilai volume penjualan selama 5 tahun terakhir.
C.
Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi sekaligus sampel pada penelitian ini adalah
tamu yang berkunjung pada tahun 2014 sejumlah 100 orang sehingga sampel dalam
penelitian ini yaitu 50 orang
Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah jenis Non-probability sampling yaitu dengan metode Slovin (Husein Umar
2005:108) dengan formulasi sebagai berikut :
Dimana ;
n = Sampel
N = Populasi
yaitu jumlah total konsumen pada Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai
e = nilai kritis 10%
Dalam penelitian
ini jumlah populasi konsumen dengan batas kesalahan yang diinginkan 10%
diketahui tamu yang berkunjung pada tahun 2014 sejumlah 100 orang sehingga
sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang yang terdiri dari 90%, maka N=100 orang.
Maka dengan mengikuti perhitungan diatas hasilnya adalah :
Sehingga, penetapan
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sekitar 50 responden.
Penarikan sampel dilakukan secara accidental sampling artinya pengambilan
sampel oleh peneliti adalah siapa saja tamu yang kebetulan dan ditemui dan
memenuhi syarat sebagai responden. Adapun syarat responden yaitu:
a.
Responden mampu menjawab sendiri
b.
Responden tergolong dewasa
c.
Bersedia menjadi responden
d.
Responden pernah menggunakan Hotel Sinjai di Kabupaten
Sinjai lebih dari 1 malam.
D.
Jenis dan Sumber
Data
1.
Jenis data berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kualitatif merupakan data yang berupa informasi dan hasil wawancara serta hasil
pencatatan yang tidak berupa angka-angka, sedangkan data kuantitatif adalah
data-data dalam bentuk angka-angka, seperti data biaya produksi, biaya
pemasaran dan nilai penjualan.
2.
Sumber data terdiri dari data sekunder dan data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh dari objek penelitian pada saat penelitian
dilakukan seperti data hasil wawancara terkait strategi pemasaran, sedangakn
data sekunder diperoleh dari hasil publikasi laporan perusahaan terkait
biaya-biaya dan nilai penjualan.
E.
Teknik Analisis
Data
Metode analisis yang digunakan
untuk membahas permasalahan yang ada dan menjawab hipotesis menggunakan
analisis regresi linear berganda dengan bantuan olah data SPSS 18 dengan rumus
J. Ssupranto (2004:119):
1)
Uji Regresi Linier Berganda
Tehnik
analisis statistik inferensial dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
linier berganda. Analisis linier berganda berguna dalam mengestimasi nilai
variabel dependen dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen.
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1x2 + b2X2+
b3X3 + b4X4
Dimana:
Y =
Penjualan
a =
Elemen Konstanta
b1 – b4 = Koefisien regresi variabel independen
X1 =
Produk
X2 = Harga
X3 = Lokasi
X4 = Promosi
2)
Uji F
Dari hasil perhitungan regresi linier berganda akan
diperoleh parameter, F dan Adjusted Square. Apabila koefisien regresinya
signifikan pada F < 0,05 artinya variabel independen mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Adjusted R Square menunjukan kemampuan
model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar adjusted R
Square semakin baik model tersebut dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
3)
Uji T
Uji T digunakan untuk menguji parameter
regresi secara parsial. Hipotesis akan didukung atau diterima jika T signifikan <
0,05
·
Koefisien beta (β)
Koefisien
beta (β) digunakan untuk
mengetahui dimensi variabel independen yang paling dominan dalam mempengaruhi
nilai variabel dependen dalam suatu model regresi linier berganda dilihat dari
besarnya beta (β). Variabel
yang dimilki angka bobot beta besar, terlepas angka negatif atau angka positif
adalah angka prediktor yang paling besar sumbangannya dalam prediksi
(Suhardi Sigit, 1999: 10) atau dalam hal
ini adalah paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependen. Demikian
sebaliknya yang angka bobot betanya kecil adalah pengaruhnya paling kecil.
Proses
perhitungan seluruhnya menggunakan bantuan komputer program SPSS keputusan
untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan kaidah hipotesis penelitian
dengan taraf signifikan 5 %.
F.
Defenisi
operasional
Untuk mendapatkan
kejelasan tentang arah dan ruang lingkup penelitian ini, maka perlu diberi
ruang lingkup definisi operasional variabel yang telah disebutkan pada bagian
terdahulu sebagai berikut:
1.
Product (produk) yang
dimaksud dalam penelitian adalah barang
atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen dalam hal ini barang dan jasa yang
dimaksud adalah kamar dan pelayanan yang lain.
2.
Price (harga) merupakan
ukuran atau nilai dari barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan dari barang dan jasa tersebut.
3.
Place (lokasi) merupakan
tempat dimana hotel berada dengan asumsi bahwa lokasi akan berpengaruh terhadap
jumlah hunian kamar hotel.
4.
Promotion (promosi) merupakan
usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam bentuk komunikasi untuk menarik
perhatian konsumen dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah hunian
kamar hotel.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Umum Perusahaan
Hotel
sinjai adalah sebuah perusahaan dibidang jasa, akomodasi dan komsumsi yang
berada dibawah naungan Pemkab Sinjai dan Departemen Parawisata. sebelum menjadi
Hotel Sinjai, awalnya perusahaan jasa akomodasi ini bernama Hotel Sahid Sinjai
ini kemudian berubah nama menjadi Hotel Sinjai. Pengambilan alihan status dari
Hotel Sahid Sinjai terjadi pada tanggal 26 agustus 2012.
Seiring
dengan perkembangan dunia pariwisata di Indonesia, khususnya Sinjai, serta
semakin banyak pula orang yang datang berkunjung ke kota ini dengan maksud
berwisata, erbisnis atau dalam rangka Dinas, maka untuk bersaing dalam
penyediaan dan pelayanan sarana akomodasi, Hotel Sinjai mencoba untuk
mengembangkan diri dengan mengadakan berbagai renovasi secara menyeluruh
ataupun secara bertahap serta menambah fasilitas-fasilitas yang dapat memenuhi
atau menunjang kepuasan tamu.
Kemudian
setelah mengadakan renovasi, dengan melihat pesatnya perkembangan dan
persaingan usaha dibidang jasa perhotelan maka sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan konsumen, Hotel Sahid Sinjai berubah nama menjadi Hotel Sinjai. Pada
tanggal 27 februari 2013, Hotel Sinjai resmi berdiri dan sekaligus merupakan
soft opening dari perusahaan ini. Hotel ini terletak di jalan Persatuan raya no
181 Sinjai dan letaknya dinilai sangat strategis karena berada dijantung kota
Sinjai.
Jumlah
kamar yang ada pada saat ini yakni 30 kamar tamu dan ruang meeting berjumlah 3
ruangan yaitu, Orange Meeting Room terletak dilantai 1 dengan kapasitas 50
sampai 70 pax dan ujung kupang Room terletak dilantai 1 dengan kapasitas 80-120
pax dan Ball Room kapasitas 1000 pax. Jumlah keseluruhan yang tersedia pada
saat sekarang yakni 30 Room dengan perincian:
1. Type
Room Standar sebanyak 24 kamar, terdiri dari:12 Double Bad 12 Twin Bad
2. Type
Room Suite sebanyak 6 kamar, terdiri dari:
4 Double
Selain memiliki 30 kamar dan 3 Meeting Room, Hotel Sinjai juga memiliki: Orange kafe, Room servis, Laundry dan Kitchen.Adapun daftar harga
yang ditawarkan di Hotel Sinjai dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
1. Harga Tamu Perorangan (Bukan paket) tahun 2014
Room Type
|
Published
Rate
|
Special Rate
|
|
Singel
|
Double
|
Single/Double
|
|
Standard 24 Room
|
400.000
|
400.000
|
350.000
|
Room Suite
6 Room
|
850.000
|
850.000
|
800.000
|
Extra Bed
|
150.000
|
150.000
|
Sumber : Kantor Hotel
Sinjai
Tabel
2. Paket Meeting Room Harga (Per hari) Tahun 2014
Orange Meeting Rp 1.500.000,-
|
Ujung Kupang Room Rp 3.000.000
|
Ball Room Rp 6.000.000,-
|
Hotel merupakan poin yang sangat penting
dalam menunjang sarana dan prasarana dalam sebuah lingkup kota yang sedang
berkembang khususnya kepariwisataan. Dalam menunjang sebuah sarana haruslah
didukung oleh fasilitas yang maju yang berbasis teknologi. Hal tersebut
beralasan karena tanpa sarana itu yang terjadi dapat mengurangi nilai jual atau
nilai tertentu dalam sebuah penilaian. Pada bahasan ini, Hotel sebagai sarana
penunjang pada sebuah pariwisata diperlukan beberapa hal untuk meningkatkan
nilai jual atau meningkatkan promosinya.
Satu
yang dapat ditempuh oleh pihak manajemen Hotel atau Dinas pariwisata adalah
media informasi atau media visualisasi yang digunakan dalam menunjukkan
ekstensi sebuah Hotel dalam persaingan khususnya sebagai sarana yang menunjang
dibidang pariwisata.
B.
Uraian
Tugas
Berdasarkan ketenagakerjaan, maka uraian tugas
masing-masing bagian yang ada dalam Hotel Sinjai adalah sebagai berikut:
1. Stick Holder/Pemegang
Saham
Untuk
mendirikan suatu usaha apapun, yang pertama dan utama yang harus ada
dalam organisasi itu adalah pemegang saham. Mereka inilah untuk dunia
pariwisata pada khususnya sektor jasa perhotelan pemegang saham itu disebut stick holder yang berstatus sebagai owner daripada Hotel itu yang
mempercayakan pelaksanaan tugasnya kepada seorang top management yang di sebut General Manager yang memimpin sebuah
team management untuk menjalanakan usaha yang di bangun atau didirikan oleh
stick holder tersebut.
2.
Boar
of Dire
Direksi yang ada pada Hotel Sinjai adalah pemegang
saham pada Hotel Sinjai yang mengontrak management dalam menjalankan dan
mengelolah Hotel Sinjai.
3.
General
Manager
Adapun tugas-tugas General manager adalah sebagai berikut:
a. Mengawasi
dan mengontrol jalannya perusahaan.
b. Memimpin
karyawan sedemikian rupa sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugasnya tepat
waktu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
c. Mengembangkan
operasional dalam memajukan usaha peusahaan.
4. Marketing
Adapun
tugas-tugas Marketing adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan
monitoring terhadap calon pelanggan.
b. Menitipkan
brosur-brosur dan promosi kepada calon tamu.
c. Melakukan
negosiasi terhadap tamu.
d. Melakukan
penawaran barang dan lobi calon pelanggan.
e. Dan
lain-lain yang berhubungan dengan pemasaran jasa Hotel kepada pihak yang
membutuhkan seperti pemerintah perusahaan daerah badan usaha milik Negara,
lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan Swasta maupun individual gust.
5.
Front
Office
Adapun tugas-tugas Front Office sebagai berikut:
a. Menangani
teknik administrasi penjualan kamar, penanganan chek in/chek out serta
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tamu mengenai Hotel, tempat
pariwisata dan lain-lainnya.
b. Melakukan
Room Booking pada pagi hari dan
perhitungn Room advailability forn.
c. Mengisi
arrivl book Roaming listdanresevation
forn.
d. Memberikan
informasi yang diminta oleh tamu, menerima, mengatur dan meneruskan pencapaian
pesan pada tamu yang bersangkutan.
e. Menerima
dan melayani panggilan Hotel sesuai standar hotel.
f. Bertanggung
jawab atas ketetapan penjualan kamar, pelayanan serta informasi yang diberikan.
6. House Keefing
Adapun tugas-tugas house keefing adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan
perawatan dan pemeliharaan kamar tamu, bertanggung jawab atas ketetapan teknik
perawatan, pemeliharaan dan kebersihan kamar maupun koridor sesuai standar.
b. Menggapai
standar keluhan/pemintaan tamu dan melaporkan kepada atasan.
c. Bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan kamar sesuai standar.
d. Menjamin
alat-alat yang dipakai, dibersihkan dan dipelihara dalam keadaan baik dan
bersih.
7. Enginering
Adapun tugas-tugas dari enginering adalah sebagai berikut:
a. Mengontrol
setiap saat seluruh panel instalasi listrik, air, genset dll serta memastikan
semuanya dalam keadaan baik.
b. Melaksanakan
pengelolaan teknik penyimpanan dan pendistribusian pencucian lineng, memastikan
sesuai standar.
8. Security
Security bertanggung jawab tehadap proses pengamanan
seluruh area hotel beserta isinya
C.
Personalia
Salah satu faktor produksi yang cukup
penting bagi suatu perusahaan adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu
hal-hal yang berhubungan dengan masalah personalia harus diperhatikan yaitu
kebutuhan, persyaratan, kesejahteraan karyawan dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
1.
Jumlah Tenaga Kerja
Sampai saat ini secara keseluruhan jumlah tenaga kerja
pada Hotel Sinjai 21 orang. Dengan perincian sebagai berikut:
a.
General
Manager : 1 orang
b.
Front
Office : 4
orang
c.
Accounting : 1
orang
d.
House
Keeping : 4 orang
e.
F
& B Service : 5
orang
f.
F
& B Product : 3
orang
g.
Engginering
:
2 orang
h.
Personalia
:
1 orang
2.
Jam Kerja Karyawan
Khusus day
shift pada hari sabtu, jam kerja lebih pendek, yaitu jam 07-15.00 WIB. Day shift ini dikenakan atau berlaku
untuk para karyawan kantor dan sebagian karyawan produksi, sedangkan karyawan
produksi lainnya dikenakan shift pagi, siang ataupun malam.
D.
Jenis
Shift Jam Kerja (WIB) dan jam istirahat
Shift
pagi 07.00-15.00
Shift
sore 15.00-22.00
Shift
malam 22.00-07.00
Sistem
pengupahan
Cara pemberian upah/gaji kepada para
karyawan di Hotel Sinjai dapat dibedakan kedalam tiga macam, yaitu:
a.
Upah bulanan. Upah ini diberikan kepada
karyawan yang telah berstatus bulanan (staf), diberikan pada setiap akhir bulan
dan besarnya bergantung dari pendidikan, jabatan, serta masa kerja
masing-masing.
b.
Upah lembur (kelebihan jam kerja).
Diberikan kepada karyawan yang jam kerjanya melebihi dari jumlah jam kerja yang
telah ditentukan oleh perusahaan yang besarnya sesuai dengan aturan.
c.
Upah tambahan (premi). Diberikan kepada
karyawan yang berprestasi selama periode tertentu. Adapun macam-macam premi
yang diberikan Hotel Sinjai kepada karyawan antara lain berupa premi absensi,
premi jabatan.
1. Kesejahteraan
karyawan
2. Kesehatan
3. Disediakan
tenaga dokter dan pengobatan yang diberikan kepada setiap karyawan yang
memerlukannya.
4. Biaya
transportasi. Perusahaan menyediakan biaya transportasi yang dibagikan kepada
seluruh staf dan karyawan/karyawati.
5. Rekreasi
dan olaraga. Dalam jangka waktu tertentu (setahun sekali) perusahaan mengadakan
piknik bersama ke obyek-obyek wisata tertentu. Bagi karyawan yang hobi
berolaraga tenis, tenis meja, bulu tangkis, bola volley disediakan lapangan
perlengkapan olaraga.
6. Tempat
peribadatan. Perusahaan menyediakan mushollah bagi karyawan yang beragama
islam, yang biasa menampung 20 jamaah.
7. Pakaian
seragam. Seluruh karyawan setiap tahunnya mendapatkan jatah dua stel pakaian
seragam.
E. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan dalam usaha mencapai
tujuannya memerlukan suatu alat bantu yang disebut organisasi. Setiap
perusahaan mempunyai susunan organisasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor itu meliputi keadaan
staf, karyawan, dan manajemen. Maka untuk itu diusahakan adanya hubungan yang
baik guna menjamin adanya kerjasama antar bagian-bagian tersebut. Bentuk
organisasi yang dilaksanakan pada Hotel Sinjai adalah staf dan lini (garis).
Dengan bentuk tersebut diatas diharapkan
dapat menunjukkan hubungan yang jelas antara pemimpin dan bawahan, maupun
antara bagian yang satu dengan yang lain sehingga wewenang dan tanggung jawab
masing-masing bagian Nampak jelas. Dalam struktur organisasi ini, direktur
utama membawahi langsung semua aktivitas karyawan, meskipun semua bagian
memiliki tugas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kekuasaan dan
badan tertinggi dipegang oleh General Manager, yaitu sebagai wakil dari pemilik
perusahaan yang tunjuk langsung oleh pemilik Hotel Sinjai.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A.
Perkembangan
Tingkat Hunian Kamar Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai
Tingkat hunian
Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan dari tahun
ketahun dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Tingkat Hunian Hotel 5
(lima) tahun terakhir, 2010-2014
NO
|
TAHUN
|
JUMLAH
(Orang)
|
1
|
2010
|
300
|
2
|
2011
|
415
|
3
|
2012
|
505
|
4
|
2013
|
621
|
5
|
2014
|
100
|
Sumber : kantor Hotel Sinjai, 2014
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui
jumlah tamu pada Hotel Sinjai dalam 5
tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah tamu sebesar 300
orang, mengalami peningkatan pada tahun 2011 dengan jumlah tamu sebesar 415 orang.
Pada tahun 2012 jumlah tamu sebesar 505 orang mengalami peningkatan pada tahun
2013 dengan jumlah tamu 621 orang. Sedangkan pada tahun 2014 yang terhitung
dalam penelitian ini dimulai bulan Januari sampai April jumlah tamu Hotel
Sinjai sebesar 100 orang.
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan
hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap 50 responden tamu Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai, hal itu untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara apa yang
diharapkan tamu Hotel dengan promosi yang telah dilakukan pengelola Hotel
Sinjai Kabupaten Sinjai, maka peneliti membagikan kuesioner yang diberikan
secara aksidental dan karakteristik respondennya adalah umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan pendidikan terakhir. Hal ini dimaksudkan sebagai alasan untuk mempermudah
saat pengelolaan data.
1. Jenis
Kelamin Responden
Tabel 4. Penggolongan responden menurut jenis kelamin pada Hotel Sinjai
di Kabupaten Sinjai
Jenis Kelamin
|
Frekwensi
|
Presentase (%)
|
Laki-laki
Perempuan
|
32
18
|
64
36
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : data yang telah diolah
oleh kuisioner, 2014
Tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa tamu Hotel yang
menjadi responden pada Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai didominasi oleh laki-laki sebesar 64% dari 50 responden yang
telah diteliti sesuai dengan jenis kelamin responden.
Tabel 5. Penggolongan responden menurut umur pada Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai
Umur
|
Frekwensi
|
Presentase
(%)
|
20-29
30-39
40-49
50
|
16
18
15
1
|
32
36
30
2
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber
: data diolah dari kuisioner, 2014
Berdasarkan pada tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang ditemui di Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai adalah tamu hotel berusia 30-39
tahun, dimana pada usia tersebut merupakan usia produktif dengan jumlah
presentase sebesar 36% sedangkan presentase terendah adalah yang berusia 50
tahun atau sekitar 2%.
2. Pendidikan
terakhir responden
Tabel 6. Pendidikan terakhir
responden tamu Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai
Pendidikan
|
Frekwensi
|
Presentase
|
SLTA
SI (sementara kuliah)
S2
|
10
26
14
|
22,22
44,44
33,33
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : data diolah dari
kuesioner, 2014
Berdasarkan tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang ditemui di Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai adalah
mereka berlatar belakang pendidikan S1 (Strata satu) dengan persentase sebesar
44.44%.
3. Pekerjaan
responden
Tabel 7. Pekerjaan responden tamu
Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai
Pekerjaan
|
Frekwensi
|
Presentase
(%)
|
Pelajar/mahasiswa
Pegawai negeri
Karyawan swasta
Wiraswasta
|
4
9
20
17
|
8
18
40
35
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber
: data diolah dari kuesioner, 2014
Berdasarkan pada tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa
jenis pekerjaan responden yang paling dominan adalah karyawan swasta dengan
presentase sebesar 40%, hal ini terjadi karena sebagian besar pengusaha baik
secara langsung maupun tidak langsung melakukan transaksi di Hotel-hotel tempat
mereka menginap.
C.
Deskripsi
Variabel Penelitian
Guna mengungkapkan hasil penelitian
berdasarkan variabel-variabel yang diperhatikan, maka penulis akan
menggambarkan data-data hasil penelitian untuk tiap variabel yang terdiri dari
variabel produk (X1), Harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X4), sebagai
variabel independent sementara variabel bebas (dependent variable) adalah hunian Hotel (Y).
1.
Produk
Produk merupakan segala sesewatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memperoleh perhatian, permintaan, pemakaian atau
komsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan, meliputi benda fisik,
jasa, orang, organisasi, ide atau gagasan dalam kebijaksanaan produk yang ada
di Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai, termasuk perencanaan dan pengembangan produk,
perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada (produk yang sama
jenisnya dengan model baru).
Tabel 8.
Distribusi jawaban responden berdasarkan
produk
NO
|
Klasifikasi
|
Jumlah
|
Presentase (%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat menarik
Menarik
Cukup menarik
Kurang menarik
Tidak menarik
|
15
23
10
2
0
|
30
46
20
4
0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber
: Data diolah, 2014
Tabel 8 menunjukkan bahwa umumnya responden
menanggapi produk yang ditawarkan menyatakan menarik. Hal ini ditunjukkan dari
50 orang yang menjadi responden, 15 orang (30%) menganggap produk sangat
menarik, sedangkan responden yang menganggap produk menarik sebesar 23 orang
atau sekitar (46%) yang menganggap produk cukup menarik yakni 10 orang atau
sekitar 20%, sebanyak 2 orang atau (4%) pada klasifikasi produk kurang menarik.
2. Harga
Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus
menentukan harga dasar dari produknya, kemudian kebijaksanaan menyangkut
potongan harga, persaingan harga dan strategi harga.
Tabel 9. Distribusi jawaban
responden berdasarkan harga
No
|
Klasifikasi
|
Jumlah
|
Presentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat
puas
Puas
Cukup puas
Kurang
puas
Tidak puas
|
14
20
13
3
0
|
28
40
26
6
0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : Data diolah,2014
Tabel 9 menunjukkan bahwa umumnya
responden menanggapi harga yang ditawarkan menyatakan puas. Hal ini ditunjukkan
dari 50 orang yang menjadi responden, 14 orang (28%) menganggap sangat puas
atas harga yang di tawarkan, sedangkan responden yang menganggap harga puas
sebesar 20 orang atau sekitar (40%), yang menganggap cukup puas yakni 13 orang
atau sekitar (26%), sebanyak 3 orang atau (6%) pada klasifikasi kurang puas
atau kurang sepakat dengan harga yang diawarkan.
3.
Tempat
Tempat hunian hotel Sinjai Kabupaten Sinjai memiliki
lokasi yang strategis yang mudah dijangkau oleh pengunjung hotel karena berada
dijantung kota Sinjai. Kondisinya juga sangat baik karena bersih dan
penataannya juga teratur serta suasananya aman. Di dalam lingkungan hotel
Sinjai juga dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas olahraga seperti
lapangan tenis, tenis meja. Berikut ini tanggapan responden berdasarkan tempat
:
Tabel 10.
Distribusi jawaban responden berdasarkan
tempat
No
|
Klasifikasi
|
Jumlah
|
Presentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat
baik
Baik
Cukup baik
Kurang
baik
Tidak baik
|
12
18
17
3
0
|
28
40
26
6
0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 10 menunjukkan bahwa umumnya responden
menanggapi tempat (lokasi hotel) kepada
konsumen menyatakan baik. Hal ini ditunjukkan dari 50 orang yang menjadi
responden, 12 orang (28%) menganggap sangat baik atas tempat (lokasi hotel),
sedangkan 18 orang atau sekitar (40%) menganggap baik atas tempat (lokasi
hotel), sedangkan responden yang menganggap cukup baik atas tempat (lokasi hotel) sebesar 17 orang
atau sekitar (26%) responden pada klasifikasi kurang baik atas tempat (lokasi
hotel) sebesar 3 orang atau sekitar 6%.
4. Promosi
Selain itu perusahaan juga menjalankan strategi
promosi untuk mendukung usaha pemasaran dengan menggunakan unsur-unsur bauran
promosi. Unsur-unsur bauran promosi itu adalah advertising/iklan, sales promotion,
publistas dan personalselling.
Strategi yang paling banyak digunakan adalah periklanan dan personalselling (melakukan promosi
langsung kepada konsumen). Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan. Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai melakukan promosi melalui iklan, penjualan, Berikut ini
tanggapan responden berdasarkan promosi.
Tabel 11.
Distribusi jawaban responden berdasarkan
promosi
No
|
Klasifikasi
|
Jumlah
|
Presentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat menarik
Menarik
Cukup menarik
Kurang menarik
Tidak menarik
|
12
25
8
5
0
|
24
50
16
10
0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : data diolah, 2014
Tabel 11 menunjukkan bahwa umumnya responden
menanggapi promosi atas jasa yang ditawarkan kepada konsumen menyatakan
menarik. Hal ini ditunjukkan dari 50 0rang yang menjadi responden, 12 orang
(24%) promosi atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen menyatakan sangat
menarik, sedangkan responden 25 orang (50%) yang menyatakan promosi atas
jasa yang ditawarkan kepada konsumen
menyatakan menarik, responden sebesar 8 orang atau sekitar (16%) yang
menganggap promosi atas jasa yang ditawarkan kepada konsumen cukup menarik,
sebanyak 5 orang atau (10%) pada klasifikasi kurang menarik atas promosi jasa
yang ditawarkan kepada konsumen.
5. Kepuasan
Tingkat Hunian Hotel
Berikut
ini tanggapan responden berdasarkan kepuasan tingkat hunian hotel.
Tabel 12.
Distribusi jawaban responden berdasarkan
Kepuasan Tingkat Hunian Hotel
No
|
Klasifikasi
|
Jumlah
|
Presentase
(%)
|
1
2
3
4
5
|
Sangat
puas
Puas
Cukup puas
Kurang
puas
Tidak puas
|
12
28
8
2
0
|
24
56
16
4
0
|
Jumlah
|
50
|
100
|
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 12 menunjukkan bahwa umumnya responden
menanggapi kepuasan tingkat hunian hotel menyatakan puas. Hal ini ditunjukkan
dari 50 orang yang menjadi responden, 12 orang (24%) yang menganggap kepuasan
tingkat hunian hotel menyatakan sangat puas, sedangkan responden 28 orang (56%)
menyatakan puas, yang menganggap kepuasan tingkat hunian hotel cukup puas,
yakni 8 orang atau sekitar (16%), sebanyak 2 orang atau (4%) pada klasifikasi
kurang puas atas kepuasan tingkat hunian hotel.
D. Hasil Penelitian
Dalam pembahasan ini akan dilihat
bagaimana pengaruh advertising dan sales promotion terhadap jumlah tamu
pada Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai dengan menggunakan peralatan analisis
regresi berganda. Dalam analisis tersebut juga akan dilihat bagaimana hubungan
antara variabel-variabel. Berdasarkan analisis regresi diatas, maka persamaan
regresi yang akan dapat dibentuk sebagai berikut:
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
.928
|
.318
|
2.922
|
.005
|
|
X1
|
.153
|
.103
|
.192
|
1.485
|
.145
|
|
X2
|
.426
|
.087
|
.558
|
4.906
|
.000
|
|
X3
|
.176
|
.101
|
.200
|
1.743
|
.088
|
|
X4
|
.055
|
.049
|
.085
|
1.121
|
.268
|
|
a. Dependent Variable: Y
|
|
Dari
persamaan regresi berganda tersebut, maka diinterpretasikan sebagai berikut:
1.
Nilai koefisien b0 sebesar 0,928 berarti
apabila variabel-variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4)
sama dengan nol, maka peningkatan hunian
hotel (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,318 kali dengan asumsi faktor
lainnya konstan.
2.
Nilai koefisien b1 = 0,153 yang bertanda
positif memberi arti bahwa ada hubungan yang searah antara variabel produk
dengan peningkatan hunian hotel. Jika terjadi peningkatan produk, maka akan
menyebabkan peningkatan hunian hotel dengan asumsi faktor lainnya konstan.
3.
Nilai koefisien b2 = 0,426, bertanda
positif yang berarti harga memiliki
hubungan yang searah dengan peningkatan hunian hotel. Jika terjadi
peningkatan harga (X2), baik frekuensi maupun kualitasnya akan menyebabkan menurunnya
tingkat hunian hotel Sinjai dengan asumsi faktor lainnya konstan.
4.
Nilai koefisien b3 = 0,176, bertanda
positif yang berarti variabel tempat memiliki hubungan yang searah dengan
peningkatan hunian hotel. Jika tempat (lokasi hotel) yang strategis akan
menyebabkan peningkatan hunian hotel dengan asumsi faktor lainnya konstan.
5.
Nilai koefisien b4 = 0,055, bertanda
positif yang berarti variabel promosi memiliki hubungan yang searah dengan
peningkatan hunian hotel dalam arti jika promosi ditingkatkan akan menyebabkan
peningkatan hunian hotel dengan asumsi faktor lainnya konstan.
Selanjutnya tabel Anova pada lampiran
menunjukkan nilai f (value) = 34,133 dengan nilai P (Probabilitas > F) atau
signifikan 0,05 memberikan informasi
tentang signifikan model pada taraf signifikan 95% (α = 0,05), ini berarti
model yang dipakai signifikan secara statistik karena P <α = 0,05 (0,00 ˂
0,05). Karena model signifikan, maka penafsiran, peramalan atau inferensi yang
lain dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi tersebut.
a.
Daya
Prediksi Model
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,867
menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan variabel advertising dan sales promotion terhadap jumlah tamu sangat kuat
karena nilai R sangat mendekati 1 yang berarti positif. Besarnya daya ramal
model diberikan oleh nilai koefisien determinasi yang disimbolkan dengan (R-Square) = 0,752 yang berarti model
mempunyai daya ramal sebesar 75,2% atau sekitar 75% variasi naik turunnya
tingkat hunian hotel ditentukan oleh variabel X1, X2, X3, X4 sedang sisanya
sebesar 25% diakibatkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
analisis seperti people, process,
physical evidence. Hal ini berarti hipotesis pertama sampai hipotesis ke
empat yang menyatakan bahwa produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh
terhadap peningkatan hunian Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai. Terbukti secara
empiris dan dapat diterima.
b.
Uji
t-partial
1) Pengaruh
faktor produk (X1) terhadap peningkatan hunian Hotel (Y).
Uji
koefisien (lihat lampiran) ternyata diperoleh t-hitung X1 sebesar 1,485
sedangkan t-tabel pada taraf kepercayaan 95% adalah 1,6766 atau t-hitung
< t-tabel. Nilai signifikan juga ditunjukkan oleh nilai P > α = 0,05
(0,145 > 0,05) yang berarti secara parsial variabel X1 tidak memiliki
pengaruh terhadap (Y), dalam arti bahwa secara parsial faktor produk yang
ditawarkan tidak berpengaruh terhadap
peningkatan hunian hotel.
2) Pengaruh
faktor harga (X2) terhadap peningkatan Hunian Hotel (Y)
Hasil uji koefisien (lihat lampiran)
memperlihatkan nilai t-hitung X2 sebesar 4,906 sedangkan t-tabel pada taraf
kesalahan 0,05 adalah 1,6766 atau t-hitung > t-tabel. Nilai signifikan juga
ditunjukkan oleh nilai P < α = 0,05 (0,000 < 0,05) ini berarti secara
parsial variabel X2 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
peningkatan hunian Hotel (Y), dalam arti bahwa secara parsial faktor harga
seorang pengunjung memiliki pengaruh terhadap peningkatan hunian Hotel.
3) Pengaruh
faktor tempat (X3) terhadap peningkatan hunian Hotel (Y).
Hasil uji koefisien (lihat
lampiran) memperlihatkan nilai t-hitung
X3 sebesar 1,743 sedangkan t-tabel pada taraf kesalahan 0,05 adalah 1,6766 atau
t-hitung > t-tabel. Sedangkan nilai signifikan juga ditunjukkan oleh nilai P
> α = 0,05 (0,088 > 0,05), ini berarti secara parsial X3 berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap (Y), dalam arti bahwa secara parsial faktor tempat yang ditawarkan
memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap peningkatan hunian
hotel.
4) Pengaruh
faktor promosi (X4) terhadap peningkatan Hunian Hotel (Y).
Hasil
uji koefisien (lihat lampiran) memperlihatkan nilai t-hitung X4 sebesar 1,121
sedangkan t-tabel pada taraf kesalahan 0,05 adalah 1,6766 atau t-hitung <
t-tabel. Nilai signifikan juga ditunjukkan oleh nilai p > α =0,05 (0,268
> 0,05) ini berarti secara parsial variabel X4 tidak memilki pengaruh
terhadap tingkat hunian hotel (Y), dalam arti bahwa secara parsial faktor promosi tidak berpengaruh terhadap
peningkatan hunian hotel.
Berdasarkan uji parsial yang dilakukan terhadap
variabel-variabel yang dimasukkan dalam model analisis nampak bahwa keempat
variabel penelitian yaitu variabel (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi
(X4) yang secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh dan signifikan
terhadap peningkatan hunian pada Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai. Tetapi jika
dilihat secara parsial diketahui bahwa ada dua variabel yang pengaruhnya tidak
positif dan tidak signifikan, yaitu variabel produk (X1) serta variabel promosi
(X4). Dan variabel harga (X2) memiliki pengaruh positif juga signifikan, serta
vaiabel tempat (X3) memiliki pengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap peningkatan hunian pada Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai.
Variabel produk (X1) dan variabel promosi (X4) tidak
berpengaruh, hal ini disebabkan karena
pada umumnya pengunjung tidak terlalu memperhatikan produk dan promosinya
tetapi lebih pada pelayan dan pelayanannya seperti people, process, physical evidence.
Varibel harga (X2) berpengaruh positif dan
signifikan karena pengunjung biasanya mencari hotel yang kualitas bagus dan
harganya murah atau terjangkau, Sedangkan varibel tempat (X3) berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan hal ini disebabkan karena pengunjung biasanya
mencari hotel yang lokasinya strategi tetapi karena kurangnya hotel di
Kabupaten Sinjai untuk ditempati menginap sehingga tempat atau lokasi tidak
terlalu dipermasalahkan.
c. Uji F
Berdasarkan uji SPSS 16 terlihat bahwa nilai
F-hitung untuk Uji F sebesar 34,133, Sedangkan pada F-tabel yaitu sebesar 2,61.
Artinya F-hitung > F-tabel. Dengan
nilai signifikan yaitu 0,00 < 0,05. Artinya bahwa secara simultan
variabel-variabel bebasnya memiliki kontribusi terhadap variabel Y atau
variabel produk, harga, tempat, dan promosi secara simultan berpengaruh
terhadap peningkatan hunian hotel.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya sehingga
dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut :
1.
Setelah
pengujian hipotesis pertama dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel
produk dalam bauran pemasaran (marketing mix), sesuai dengan pemaparan
bab V (Pembahasan dan Hasil Penelitian), dapat memperlihatkan bahwa variabel
produk tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan hunan Hotel (Y) dalam arti
bahwa secara parsial faktor produk yang ditawarkan tidak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan hunian Hotel .
2.
Setelah
pengujian hipotesis kedua dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel
harga dalam bauran pemasaran (marketing mix), sesuai dengan pemaparan
bab V (Pembahasan dan Hasil Penelitian), dapat memperlihatkan bahwa variabel
harga memiliki pengaruh terhadap peningkatan hunan Hotel (Y) dalam arti bahwa
secara parsial faktor harga yang ditawarkan kepada pengunjung berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan hunian Hotel .
3.
Setelah
pengujian hipotesis ketiga dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel
tempat dalam bauran pemasaran (marketing mix), sesuai dengan pemaparan bab
V (Pembahasan dan Hasil Penelitian), dapat memperlihatkan bahwa variabel tempat
memiliki pengaruh terhadap peningkatan hunan Hotel (Y) dalam arti bahwa secara
parsial faktor tempat memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap peningkatan hunian Hotel .
4.
Setelah
pengujian hipotesis pertama dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel
promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix), sesuai dengan pemaparan
bab V (Pembahasan dan Hasil Penelitian), dapat memperlihatkan bahwa variabel
promosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hunian
Hotel (Y) dalam arti bahwa secara parsial faktor promosi yang ditawarkan tidak
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hunian Hotel .
5.
Secara bersama-sama keempat varibel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini yakni produk, harga, tempat, dan
promosi mempengaruhi tingkat hunian kamar di Hotel Sinjai Kabupaten Sinjai
sebesar 75% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti people, process, physical evidence.
B.
Saran
1.
Untuk peningkatan hunian Hotel Sinjai
Kabupaten Sinjai diharapkan pihak hotel
lebih memperhatikan kebijakan harga yang ditawarkan.
2.
Agar pihak hotel memperhatikan upaya
strategis lainnya dalam meningkatkan hunian hotel dengan cara peningkatan
kualitas pelayanan karyawan kepada pihak tamu/pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha D.H.
MBA, 2000. Manajemen pemasaran Modern,
Liberty Yogyakarta, 1990.
Cravens, W. David.
1996. Pemasaran strategi, Terjemahan,
Edisi 3, PT. SUN. Jakarta.
Frandi Tjiptono,
Edisi pertama, Cetakan pertama, Andi Yogyakarta.
Gitasudonno,
Indriyo, 2004. Manajemen Pemasaran,
BPFE Yogyakarta
Jauch, Lawrence R,
2003. Manajemen strategis dan Kebijakan
Perusahaan Erlangga, Jakarta.
Mc. Carthy, E.
Jemore, 2005. Dasar-dasar Pemasaran,
Ahli Bahasa Gunawan Hutauruk, Erlangga, Jakarta.
Payne, Adrian.
2000. Pemasaran jasa (The Essence of serfice Marketing)
Terjemahan
Phillip Kotler,
2000. Marketing Manajemen, Prentice
Hall, New Jersey.
Pitono, Tjiptono.
2001. Riset Pemasaran Konsep dan aplikasi
dengan SPSS. PT Alex Media Kompotiondo, Jakarta.
Rangkuti, Freddy,
2001. Riset Pemasaran, PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Stanton, William,
J. Buskrik Richard H, 2000. Taktik dan
strategi pemasaran. Alih Bahasa D.H Gulo, ANS sungguh Bersaudara, Jakarta.
Sofjian, Assauri,
2002. Manajemen Pemasaran Dasar,
konsep dan Strategi Rajawali, Jakarta.
Surnawan, Ujang,
2003. Teori dan penerapannya dalam
pemasaran, Graha Pustaka Utama, Jakarta.